HeaderBundaLillah

Rekam Cinta Dalam Syair Imam Syafii

Mata yang rida






Mengenal syair Imam Syafii yang notabene adalah ulama fikih, semasa belajar di pondok. Bertebaran di banyak hafalan kami pada pelajaran mahfuzhot. Satu di antaranya bahkan Bunda torehkan di skripsi. Syair tentang ilmu adalah cahaya Allah yang tidak akan diberikan kepada ahli maksiyat benar-benar makjleb di hati dan langsung terhafal di otak.


Menggali lebih dalam tentang Imam Syafii, ternyata beliau memiliki julukan Imam Bahasa ( Al Imam al lughoh). Wajar jika kemudian beliau juga dikenal sebagai penyair. Meski tidak banyak syair yang ditulisnya, tetapi dalam kesederhanaan bahasanya, syair-syairnya mengandung makna yang sangat dalam. Banyak para penyair lain menggunakan bahasa yang tinggi dalam syairnya, tetapi tidak mampu mengalahkan kepopuleran syair Imam Syafii.

Salah satu syair yang juga Bunda suka adalah yang akan kita bahas ini.


وَعَيْنُ الرِضَا عَنْ كُلِّ عَيْبٍ كَلِيْلَةٌ # كَمَا أَنَّ عَيْنَ السُخْطِ تُبْدِي المَسَاوِيَا
وَلَسْتُ بِهَيَّـابٍ لِمَنْ لاَ يَهَابُنِي # وَلَسْتُ أَرَى لِلْمَرْءِ مَا لَا يَرَى لِيَـا
فَإِنْ تَدْنُ مِنِّيْ تَدْنُ مِنْكَ مَوَدَّتِي # وَإِنْ تَنْأَ عَنِّيْ تَلْقَنِيْ عَنْكَ نَائِيَــا
كِلَانَا غَنِيٌّ عَنْ أَخِيْهِ حَيَــاتَهُ # وَ نَحْنُ إِذَا مِتْنَا أَشَدُّ تَغَانِيَـــا



Terjemahan:

Pandangan penuh cinta itu buta terhadap segala cela. Sebagimana pandangan penuh kebencian juga selalu jeli terhadap segala cela.

Aku tidak takut kepada orang yang tidak takut kepadaku. Aku tidak memandang kepada seseorang selama ia tak memandangku.

Jika kau mendekatiku, maka kasih sayangku pun mendekatimu. Dan jika kau menjauhiku, maka kau akan mendapatiku jauh darimu.

Semua dari kita terlepas dari kehidupan saudaranya. Lebih-lebih lagi jika kita telah meningal dunia nanti.



Syarah (penjelasan) Syair


Bait ke #1


Deretan bait syair inilah yang selalu Bunda ingat. Betapa manusia mudah berbolak balik hati hanya karena sikap seseorang. Tipisnya batasan cinta dan benci adalah ujian bagi kita semua. Orang yang hatinya dipenuhi cinta kepada seseorang tentu di matanya hanyalah kesempurnaan yang terlihat. Bak pepatah “cinta itu buta” kiranya benar adanya. Seringkali orang yang sedang dimabuk cinta kemudian tak bisa berpikir objektif dan bersikap logis.

Sebaliknya, saat kebencian meraja di hati seseorang, tak ada sedikit pun kebaikan terlihat dari orang yang dibencinya. Apapun perbuatan orang tersebut selalu jelek di matanya. Kondisi ini sering Bunda ingatkan pada jamaah pengajian, hati-hati saat memiliki ganjalan kepada orang lain. Segera introspeksi diri dan maafkan orang yang berbuat kesalahan kepada kita.

Terbaik dari dua kondisi ini adalah bersikap di tengah-tengah. Tidak terlalu bucin, jangan juga terlalu benci. Sabda Rasulullah saw,

أَحْبِبْ حَبِيْبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ تُبْغِضَهُ يَوْمًا مَا #

أَبْغِضْ بَغِيْضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ تُحِبَّهُ يَوْمًا مَا

“Cintailah orang yang kamu cintai itu sewajarnya saja, karena bisa jadi suatu hari ia akan menjadi orang yang paling kamu benci..Bencilah orang yang kamu benci itu sewajarnya saja, karena bisa jadi suatu hari ia akan menjadi orang yang paling kamu cintai”

Bismillah bisa dong ya…

Bait Ke #2&3


Maksud Imam Syafii di bait ini adalah tentang memberi dan menerima (take and give). Tidak perlu kita takut kepada orang yang tidak takut kepada kita. Ditegaskan juga, beliau tidak akan menghormati orang yang tidak bisa menghormati orang lain. Tidak mau pula mengasihi orang yang tidak bisa menunjukkan cinta kasihnya kepada orang lain.

Jadi maksud dari dua baris bait ini adalah di dalam hidup kita harus saling mengasihi dan menghormati. Janganlah kita mengharap penghormatan orang lain sebelum kita menghormati orang lain. Bagaimana kita akan diperlakukan, demikian pula sebaiknya kita memperlakukan orang lain.

Bait ke#4


Di akhir syair ini, Imam Syafii mengajarkan kemandirian. Tempaan keras selama di dunia, sejatinya untuk kebahagiaan di akhirat. Setiap orang seharusnya mampu berdiri di atas kaki sendiri. Semua manusia bertanggung jawab atas urusannya masing-masing, tidak seorang pun bisa bergantung sepenuhnya kepada orang lain, bahkan anak sekalipun.

Manusia memang harus saling tolong menolong dalam hidup, tapi tentu pertolongan orang lain ada batasnya, walaupun keluarga. Begitulah kehidupan di dunia. Adapun di akhirat tentu lebih berat dan kondisinya jauh lebih sulit. Hari di mana bahkan anak atau pasangan tidak bisa lagi diharapkan. Hanya amal saleh yang mendampingi kita. Ya Allah….

Epilog


Begitulah cara Imam Syafii menasehati manusia. Lewat syair dengan bahasa yang tidak terlalu tinggi, namun selalu berhasil menyentuh hati. Berbagai hal kehidupan, dirangkumnya menjadi peringatan yang manis sehingga kita tidak merasa digurui. Padahal setiap orang pasti mau menjadi muridnya saat itu. Kedalaman ilmu yang dibalut bahasa indah adalah keutamaan seorang Imam Syafii.

Mudah-mudahan kita mommies, bisa meneladani beliau, di antaranya lewat rekam cinta dalam syair Imam Syafii.

Related Posts

9 komentar

  1. benar sih bund, soal hati ini sering kebolak balik akan sesuatu, ketaqwaan lah yg menjadi penghias diri manusia untuk tabah menghadapi segala urusan yg berkaitan dg hati ya .....

    BalasHapus
  2. Masya Allah, baru tahu kalau Imam Syafii begitu puitis. Kata-katanya dalam penuh makna.

    BalasHapus
  3. Jadi ingat syair lagu yang biasa dibawakan Aa Gym, Pandangan mata selalu menipu, pandangan selalu bersalah, pandangan nafsu selalu melulu, pandangan hati itu yang hakiki.

    BalasHapus
  4. Suka banget bagian syair ini "Pandangan penuh cinta itu buta terhadap segala cela. Sebagimana pandangan penuh kebencian juga selalu jeli terhadap segala cela."

    Duh mengena bangett.

    BalasHapus
  5. MasyaAllah... Baru tahu kalau Imam Syafii jago bahasa... Gak bisa bayangkan sepintar apa beliau.

    BalasHapus
  6. Iya, ya, bahasa syairnya mudah dicerna, nggak ribet pakai bahasa meliuk-liuk yang kudu baca bolak-balik buat dapetin maksudnya. Dan baru tahu juga beliau penyair .

    BalasHapus
  7. Aku paling suka cinta dan benci sewajarnya karena emang aku pernah mengalami soal perasaan yang terbolak balik ini. Jadi aku belajar buat kalau benci ya jangan terlalu gitu loh.

    BalasHapus
  8. Masya Allah bunda. Baca tulisan bunda jadi banyak tahu. Keren banget tulisannya, bun.

    BalasHapus

Posting Komentar