HeaderBundaLillah

Writer Block, Ancaman Bagi Content Writer.

Posting Komentar

 

Writer Block Ancaman



Writer block, ancaman bagi Content Writer. Sudah jadi rahasia umum, masalah besar yang kerap dialami para penulis adalah writer block. Meski sudah membuat kerangka, melakukan analisis data, tapi tiba-tiba hambatan menyerang, seketika stuck dan tidak tahu harus bagaimana.

Untuk penulis ecek-ecek macam Bunda, hambatan seperti ini mungkin belum menjadi masalah besar. Tapi untuk mereka yang sudah menjadikan menulis sebagai profesi, tentu harus segera mengantisipasi jika terjadi blocker. Sudah perlu tahu, langkah-langkah solutif yang akan dilakukan.

Tentang Writer Block


Nyatanya, writer block itu bisa dialami siapa pun, even untuk penulis sekaliber J.K Rowling, pernah juga mengalami ini. So, jangan panik ya mommies.

Kondisi ini sebenarnya adalah momen tersulit bagi penulis. Pernah lihat scene di film, seorang penulis berulang kali merobek hasil ketikannya? Nah, bisa jadi karena mengalami kebuntuan ide atau mencari kata-kata yang runut dan asyik dibaca.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang psikoanalisis yang bernama Edmund Bergler. Ia mengatakan,”Writer block is a neurotic inhibition of productivity in creative writer.” Yang artinya, hambatan produktifitas neurotik pada penulis kreatif. Jelas bahwa kondisi psikis, spiritual dan emosi adalah penyebab writer block.

Untuk mengatasi masalah ini, beberapa tips sederhana bisa kita lakukan:

a. Menepi sejenak

b. Ubah arah pandang

c. Menggerakkan badan atau olahraga ringan

d. Jauhkan dari hal-hal yang bisa mengganggu

e. Jangan berpikir harus sempurna

Tips Menghindari Writer Block



Tentang Content Writer


Seiring perubahan zaman menuju era digital, kanal informasi pun semakin meluas. Jika sebelumnya hingga era 90an kita hanya mengenal media cetak dan media elektronik, maka di tahun 2000an media internet muncul dan semakin masif belakangan ini.

Content writer adalah pekerjaan yang sangat diminati saat ini. Memiliki tugas sebagai penulis profesional untuk memenuhi kebutuhan berbagai informasi. Mulai membuat artikel, jurnal, berita juga review produk dan lain sebagainya. Mereka diharuskan memiliki kemampuan menulis yang baik, agar memberikan efek lebih pada tulisan sehingga menarik audiens untuk membacanya. Banyaknya pembaca yang tertarik, pastinyaa akan meningkatkan traffic dan keuntungan bagi website itu sendiri.

Banyaknya website yang bermunculan sebagai salah satu upaya bisnis di era digital, tentu membutuhkan banyak informasi yang harus dimuat. Content merupakan pintu masuk pengunjung ke dalam sebuah website.

1. Indikator Kesuksesan Content Writing


Content writing yang bagus adalah yang mampu menarik pengunjung untuk membuka dan membaca sebuah situs. Banyaknya kunjungan tidak hanya menaikkan traffic tapi juga menumbuhkan kepercayaan publik sehingga secara tidak langsung, branding sebuah perusahaan pun akan meningkat.

2. Content Writer Profesi yang Menjanjikan


Di era digital seperti ini tentu profesi sebagai content writer sangat menjanjikan. Beberapa dari mereka tidak sekedar bisa memenuhi kebutuhan hidup, bahkan bisa memperkerjakan yang lain. Bunda pun pernah mengalami bekerja pada seorang content writer.

Seorang content writer freelancer bisa memperoleh 2-4 juta per bulan, nah..bisa dibayangkan bagi mereka yang full time.

3. Pertimbangan dalam Menerima Job CW


Banyak hal yang perlu dipertimbangkan seorang content writer sebelum mengambil job menulis. Beberapa di antaranya hanya akan menuliskan review sebuah produk jika sudah menggunakannya. Ada pula yang tidak menerima job jika bertentangan dengan moral dan keyakinan, misal untuk muslim, menulis promosi usaha judi atau review minuman haram dan lain-lain.

4. Tarif Masuk Akal


Bicara tentang tarif job seorang content writer, tentu dilihat juga dari performanya. Yang sudah berpengalaman pasti akan berbeda dengan yang belum. Sepanjang yang Bunda tahu, kisaran fee content writer di angka 30-50 rupiah per kata.

Selama Bunda bekerja dengan seorang content writer, segitu juga angkanya. 800-1000 kata biasanya Bunda dapat 40 ribu rupiah. Meski pernah juga lebih dari itu.

Sebagai content writer pemula, Bunda tidak palah pilih dalam job, palugada aja lah. Karena rasanya, jika memilih hanya bidang tertentu, bakal kena blocker juga ke depannya. Jadi review kosmetik hayuk, urusan otomotif juga okeh.

Sejauh ini Bunda juga belum merasa takut tentang dunia content writer, yang ada malah exiting karena merasa tertantang. Yang jelas, makin pintar karena tahu banyak hal setelah melakukan survey untuk penulisan.

Refleksi Seorang Blogger Pemula


Mengenal dunia menulis memang bukan dunia baru bagi Bunda. Sejak kecil sudah menulis dan menang lomba di kelas 3 SD. Di kelas 6 SD, satu puisi Bunda muncul di majalah anak nasional. Saat masuk pesantren, makin terasah ketrampilan menulis hingga diangkat menjadi ketua pimred putri majalah pesantren.

Tapi kecintaan menulis itu kemudian tergerus kesibukan kuliah, menikah juga bekerja. Baru aktif kembali empat tahun belakangan ini. 18 buku antologi sudah berhasil diterbitkan, menyusul beberapa lagi yang masih dalam tahap penggarapan.

Sayang, mimpi memiliki buku solo belum juga tercapai hingga saat ini. Padahal ada banyak ide dan tema yang ingin ditulis, tetapi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menjaga mood menulis sepanjang bab dan pasal rasanya belum bisa Bunda lakukan. Belum lama ketemu tantangan menulis cerbung sebanyak 7 episode saja, rasanya berat betul menjaga rasa tema terus ada.

Tapi mimpi harus dicapai bukan? Insyaallah bakal bahagia banget, satu waktu bisa memiliki buku solo, apalagi kalau sampai best seller. Pastinya blog Bunda pun akan semakin naik trafficnya, sehingga personal branding Bunda sebagai seorang penulis akan terwujud.

Mind set sebagai penulis juga akan Bunda jaga. Karena dalam sebuah penelitian tentang writer block, sebab tertinggi adalah kurang bahagia. Terjebak dalam aturan-aturan kepenulisan seringkali membuat seorang penulis frustasi sehingga menjadi apatis. Harapan yang terlalu tinggi dalam menulis juga kadang menimbulkan amarah. Sebaliknya, meremehkan diri sendiri juga menyebabkan kegelisahan saat menulis.

Writing is healing, banyak orang mengatakan seperti itu. Tapi melulu menuliskan kesedihan juga tidak efektif menyembuhkan luka. Maka Bunda memilih berbahagia saat menulis sehingga writer block yang merupakan ancaman bagi content writer akan menjauh. Aammiin


Writer Block
Source: Pinterest.co.kr


Related Posts

Posting Komentar