HeaderBundaLillah

Perjalanan Impian

 


Setiap kita pasti pernah memimpikan bepergian ke suatu tempat atau bahkan banyak tempat. Perjalanan impian, kerap menjadi salah satu catatan di agenda yang setiap melihatnya pasti membuat hati bahagia. Begitu pula halnya dengan Bunda, ada banyak tempat yang sebenarnya kepingiiiin banget bisa menjejak kaki di sana.

Hidup dalam keluarga sederhana dengan karakter diri yang juga easy going, belum terlintas mimpi bisa pergi kemana-mana saat kecil. Berani naik bis Depok-Jakarta saja sudah jadi prestasi tersendiri saat menginjak kelas 6 SD.

Namun saat mengecap pendidikan di pesantren, keinginan bepergian jauh mulai bermunculan. Semua terasa menyenangkan saat bisa melihat kota lain, meski ternyata banyak juga tempat-tempat yang ditata identik. Dulu kami di pondok, setahun sekali diadakan rihlah mengunjungi tempat wisata religi dan wisata umum lainnya. Terhitung makam-makam wali, masjid-masjid bersejarah, museum juga pantai di seputaran Jawa Tengah kami singgahi.

Tiga Tempat Perjalanan Impian


Satu ketika masa di pondok dalam sebuah pelajaran, seorang ustaz menyampaikan sebuah hadits yang kemudian begitu membekas di hati Bunda.

Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh, kecuali ke tiga Masjid. Yaitu Masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah), Masjidil Haram (di Makkah) dan Masjid Al Aqsa (di Yerusalem)." ( HR Muslim )

Hadits ini akhirnya mengkristal menjadi sebuah harapan bahwa satu waktu Allah pasti mengirim saya ke salah satunya. Kemudian menjadi satu tekad, harus kesana sebelum negeri lainnya, meski tak pernah terpikir caranya akan seperti apa.

Bagaimana tidak, bisa merasakan naik pesawat saja baru di usia 36 tahun. Waktu itu berkesempatan pulang kampung ke rumah mertua di Bima. Benar-benar amazing saat pertama menginjakkan kaki di tangga pesawat. Menjadi kapok karena baru kali pertama tapi diawaki pilot dari Italia yang menghempaskan badan burung besi seenaknya saat landing. Duh, serasa naik roller coster di dufan. Ditambah kondisi tubuh yang punya asma, sepanjang perjalanan yang hanya satu jam setengah harus terus menundukkan kepala supaya bisa bernafas lega.

Keinginan untuk bisa mengunjungi tiga masjid itu tetap menjadi mimpi indah, meski jeri membayangkan perjalanan 9-10 jam di pesawat, takut jika sesak nafas melanda.

Allah Perjalankan Impian


Perjalanan Cinta


Seperempat abad berlalu dan mimpi itu semakin menguat, walau menyadari sekedar simpanan pun tak ada. Namun Allah terlalu dahsyat untuk diri seorang yang lemah macam Bunda, rizki datang lewat tangan adik semata wayang. Nadzarnya mempertaruhkan nama kakaknya, Allah ijabah. Adik diberi rizki posisi tertinggi di kantornya, kakaknya pun bisa mendoakannya di hadapan Ka’bah.

Masyaallah, hanya dalam waktu satu bulan urus ini itu. Berderai air mata karena pergi sendiri dan harus meninggalkan si kecil yang baru berusia 28 bulan, namun hadits itu menguatkan. Finally…my first time going abroad is to Your house, my Merciful Allah.

Berapa banyak orang yang berlalu lalang ke luar negeri, travelling around the world…tapi belum Allah takdirkan menapaki jalan menuju rumah-Nya. Bukan karena tak mampu, apalagi tak mau (setiap muslim pasti berhasrat menujunya), namun karena memang belum takdirnya.

Maka berkali-kali Bunda terus syukuri, meski Allah tahu Bunda bergelimang dosa, tak memiliki dana, tapi takdir menyapa dan menghantarkan Bunda pada-Nya. Tersuruk dalam pusaran rasa bahagia, diperkenankan melihat kuasaNya. Terima kasih Allah, tetap mencintai dengan segenap kekurangan hamba-Nya.

Sedikit Tips


Banyak tips di luaran sana yang bisa membantu mommies mendapatkan kenyamanan selama umroh atau haji. Di sini Bunda hanya sedikit berbagi pengalaman yang Bunda sendiri belum tahu di awalnya.

1. Tidak perlu membawa banyak baju


Bunda orang yang mudah berkeringat, bahkan tidur malam pun bisa beberapa kali ganti baju. Terbayang panasnya tanah haram, akhirnya Bunda menyiapkan banyak baju. Tapi kakak yang pernah kuliah di Mesir dan sering bolak-balik ke tanah haram bilang nggak usah bawa banyak-banyak.

Ternyata benar dong, rupanya tanah haram panasnya tidak lembab dan cenderung kering. Hanya sesekali saja berkeringat, itu pun tidak berbau. Jadi baju kadang hanya diangin-angin saja tidak perlu dicuci. Masyaallah

2. Siapkan bodycare kit


Kalau bukan dikirimin Adek yang kerja di toko kosmetik, Bunda nggak tahu kalau ada bodycare kit khusus untuk umroh dan haji. Semuanya tak memiliki wewangian sama sekali. Karena memang aturannya begitu saat umroh dan haji.

Tapi karena selama di sana Bunda sama sekali tidak mengalami kekeringan di kulit baik wajah maupun kaki, bodycare itu akhirnya dipakai emak-emak teman sekamar. Alhamdulillah

3. Belajar menggunakan fasilitas


Subhanallah, ini salah satu hal yang bahkan Bunda usulkan bisa dimasukkan dalam manasik haji atau umroh. Banyak fasilitas modern yang tersedia mulai dari bandara di tanah air hingga hotel di tanah haram, sementara kebanyakan jamaah umroh atau haji Indonesia adalah orang-orang yang sudah setengah baya bahkan tua. Rupanya mereka banyak yang belum familiar dengan semua fasilitas itu.

Di bandara Soeta saja, saat akan mau berangkat, sudah terjadi insiden di kamar mandi. Sistem siram toilet yang langsung keluar dari belakang, membuat beberapa ibu-ibu berteriak karena basah pakaian mereka.

4. Bawa banyak manisan


Yup, sepanjang di tanah haram, Bunda banyak melihat orang-orang berbagi. Kebanyakan mereka membagikan makanan kecil, mulai dari buah, kurma, coklat hingga teh. Ini membuat Bunda terinspirasi, mudah-mudahan satu waktu kembali ke sana bisa membawa banyak dodol khas Indonesia.

Ahh, senangnya beroleh nikmat yang tak terduga lewat perjalanan impian sejak remaja. Alhamdulillah



Related Posts

Posting Komentar