HeaderBundaLillah

Pulih dari Perih, Mampukah?

Posting Komentar

Pulih dari perih

 



Tidak ada orang yang tidak pernah terluka, tapi apakah perih itu akan terus dibawa? Pulih dari perih tentu butuh waktu yang tidak sebentar. Tapi jika ditanya apakah mungkin berhasil, tentu saja sepanjang kita percaya dengan diri kita sendiri.

Banyak jalan yang bisa kita tempuh untuk memulihkan diri. Sebagian orang mengikuti kegiatan self healing, erase memory dan lainnya. Apapun itu, yakinkan tidak melanggar agama dan manfaatnya bisa dirasa.

Di mata orang, Bunda dikenal pribadi yang hangat bahkan ramai. Tapi banyak orang juga bilang, di balik tawa itu ada luka yang berusaha disimpan. Bisa jadi betul, karena setiap orang yang tahu perjalanan hidup Bunda pasti timbul iba. Hanya karena Bunda tidak menganggapnya sebagai masalah, jadinya tidak terasa. Cukup jadi pengalaman sehingga bisa berempati pada orang lain.

Pulih dari Perih


Buku ini ditulis seorang adik yang luar biasa cerdas. Harusnya kecerdasannya bisa mengantarkannya menjadi dosen atau profesi lainnya di luar rumah yang menggiurkan. Tapi ia memilih taat kepada suami dan fokus mendidik anak-anaknya.

Tapi memang dasar jenius, dari rumah ia melahirkan sebuah lembaga psikologi terapan. Ia menjadi pembicara di mana-mana dan kemudian menuliskan isi pikirannya dalam buku. Ini bukunya yang ke empat dan bersyukur punya semuanya. Kalau tiga buku sebelumnya turut menjualkan, kali ini diberi sebagai hadiah.



Judul : Pulih dari Perih (50 Tulisan Motivasi dan Afirmasi Diri)

Penulis : Ninin Kholida

Editor : Itsnaini M.

Desain Sampul : Luqman Reza

Desain Isi : Omenemo

Penerbit : Oase Indonesia-Semarang

Cetakan : Pertama, Juli 2020

Hal : 250 halaman

ISBN : 978-623-91317-2-2

Tentang Buku


Buku ini boleh dibilang buku motivasi, tapi versi super duper lengkap. Kita tidak akan merasa digurui tapi seperti diajak untuk merenung dan merefleksi diri. Dan yang Bunda maksud dengan versi lengkap adalah buku ini juga boleh dibilang buku aktifitas. Emang dasar mbak Ninin Kholida ini seorang sarjana psikolog, jadi kita pun diberi beberapa aktifitas penilaian maupun kolom wanna be in the future-nya. Seru deh!

Nah Mommies, ini nih bumbu-bumbu yang membuat buku ini teramu cantik dan gak ngebosenin.

1. Pojok Mutiara


Pojok Mutiara memuat doa-doa indah, intisari bahasan, serta kata-kata mutiara yang berhubungan dengan topik bahasan.

2. Pojok Bainah


Pojok Bainah berisikan perangkaan dan fakta ilmiah seputar topik bahasan.

3. Pojok Afirmasi


Kalimat-kalimat positif secara magis mampu menaikkan mood, menyemangati hidup, bahkan mengubah segala yang sulit jadi terasa mudah.

4. Pojok Aktivitas


Terdapat latihan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terkait konsep yang sedang dijelaskan dalam buku ini.

5. Pojok Kiat


Kiat-kiat menarik yang patut dipraktikkan seputar topik bahasan dijelaskan di Pojok Kiat.

6. Pojok Komitmen


Pojok Komitmen berisi komitmen diri untuk mengupayakan perubahan, sehingga pulih dari perih.

Isi Buku


Buku Pulih dari Perih


Tercantum di bagian muka buku, ada 50 tulisan motivasi Islami dan afirmasi diri. Tetapi di dalam, persisnya hanya 47 tulisan. Pada awalnya ini adalah sebagian tulisan yang dimuat di media sosial mbak Ninin yang seringkali viral dan disukai banyak orang. Hingga akhirnya dikumpulkan dan dikompilasi menjadi sesuatu yang lebih menarik. Ada lima bab yang masing-masing memuat 8-10 tulisan, terdiri dari Pelipur Lara, Usia Berkah, Lapang Dada, Indahnya Iman dan Harapan.

Dalam Pelipur Lara, kita diajak menerima kondisi kita sebagai manusia yang lemah, bahwa tidak mengapa jika tidak sempurna. Justru tidak menginjak bumi jika kita menganggap diri manusia hebat. Kadang kita mengalami kebingungan, padahal dalam bingung ada proses belajar karena akal kita memang berfungsi pada hal yang bisa dijangkau.

Sesekali kita disakiti dan muncul insecure dalam diri. Ini saatnya kita instrospeksi pada perbuatan dan sikap kita, bukan pada orangnya sebagai manusia. Pelan-pelan kita jalani semua kesulitan sambil terus berprasangka baik dengan kerendahan hati kepada sang Maha.

Di bab Usia Berkah, kita belajar tentang nilai waktu yang kita miliki. Usia kita bukan terletak pada rentang waktu sejak lahir hingga wafat. Bisa jadi mereka yang hanya diberi usia 40 tahunan, jauh lebih besar nilai usianya di banding mereka yang diwafatkan pada usia 60.

Di bab ini juga Bunda merasa disadarkan tentang mengapa waktu terasa cepat berlalu. Ini karena kita tidak benar-benar seutuhnya ada di kondisi sekarang. Contoh paling mudah adalah, kita makan sambil menonton televisi atau memegang HP. Kita tidak berusaha menikmati sungguh-sungguh apa yang masuk ke dalam mulut. Alih-alih bersyukur untuk semua nikmat rasa, kelezatan makanan yang Allah beri, yang teringat adalah apa yang kita tonton.

Tiga bab lainnya? Ah, mangga dibaca sendiri. Yang pasti, selesai membaca buku ini, mudah-mudahan Mommies semua mampu pulih dari perih. Aammiin….

Related Posts

Posting Komentar