Pernah dengar anak adalah raja? Ya, anak usia 0-7 tahun perlu diperlakukan seperti raja. Biarkan mereka puas bermain dan mengeksplorasi rasa ingin tahunya. Dalam bermain sebenarnya mereka sedang melatih masuknya rangsangan dari luar maupun dari dalam mereka sendiri.
Kadang kita merasa kewalahan dengan keinginan bermain anak yang begitu besar. Kita menganggap tidak ada manfaatnya dari apa yang sedang anak-anak lakukan. Mereka jago membongkar, tapi tak bisa memasang lagi. Sampai bertumpuk mainan yang akhirnya masuk ke tong sampah.
Wah, kayaknya perlu cari tahu nih makna di balik konsep bermain anak. Kebetulan siang ini ada kajian ringan di grup the Cupuers. Pematerinya juga nggak kaleng-kaleng, praktisi pendidikan yang kemudian memilih resign demi tujuh buah hatinya. Dengan tujuh anak, rasanya dah lebih dari cukup pengalaman yang bisa bunda Tami berikan ke kami.
Fyi, bunda yang bernama asli Sri Utami ini juga merupakan founder dari lembaga pendidikan Islam terpadu Insan Mulia Balikpapan. Jauh nih merantaunya, padahal asli Jawa Timur. Selain itu, dua anaknya telah menjadi hafiz Al Quran. Bahkan belum lama ini, bunda Tami baru saja menikahkan anaknya. Barakallaah..
Duh, saking bangganya dengan sepak terjang bunda Tami, sampai lupa bahasan kita. Lanjut yuk!
Karakteristik Anak Usia Dini
Sebelum masuk ke materi, kita diajak untuk mengenali dulu karakteristik anak usia dini (AUD). Definisi AUD sendiri adalah anak usia 0-6 tahun, hanya 6 tahun tapi pondasi terbaik bagi tumbuh kembang anak.
1. Yang dibutuhkan hanya cinta dan kasih sayang, karena ia butuh rasa aman dan nyaman serta tumbuh dengan bahagia.
2. Butuh stimulasi pada fisiknya juga jiwanya
3. Pribadi yang unik, kadang spontan apa adanya, egosentris, dan imaginatif namun rentang perhatiannya pendek kadang mudah bosan dan frustasi
4. Aktif dan punya energi yang tinggi, berjiwa petualang dan suka mencoba hal baru serta selalu ingin tahu
5. Kehendak dan pertimbangan moralnya masih belum terlatih.
6. Fase menirunya tinggi dan ini merupakan kodrat belajar yang alami.
Dari karakteristik ini, sudah terlihat kan, apa yang dibutuhkan oleh AUD. Kutipan berikut mungkin lebih dapat memberikan gambaran:
"Anak usia dini itu seperti sudah tahu agenda kegiatan belajar, mereka bisa menyibukkan diri sepanjang hari mengutak-atik apa saja yang ada di rumah atau alam sekitarnya, tanpa perlu diarah-arahkan oleh orang tua. Asal dibebaskan berkegiatan, cukup makan minum dan istirahat, ditemani atau dipeluk, dibantu saat mereka meminta."
(Buku Cinta yang Berpikir: Metode Charlotte Mason)
Lebih jelasnya, yang dibutuhkan AUD adalah terjaminnya masa tumbuh dengan tenang tanpa kesibukan yang belum dibutuhkan. Seperti misalnya belajar calistung, les ini les itu, lomba-lomba dan sebagainya. Selain dari itu, AUD juga lebih senang banyak berada di alam atau di luar rumah.
Apa kabar kita yang suka ngerem anak di rumah ya? Hehehe, tapi kalau sekarang mau tidak mau karena kondisi pandemi. Sesekali, boleh lah tetap kita bawa jalan-jalan ke daerah yang masih asri, ada sumber air seperti rawa atau sungai. Minimal ganti suasana.
Prinsip untuk AUD
1. Tidak ada pembelajaran akademis terstruktur
2. Tidak ada tekanan dan target ini itu.
3. Tumbuhnya habit atau kebiasaan baik
4. Bebas berkegiatan /Masterly inactivity
Bunda Tami menjelaskan lebih lanjut bahwa yang dimaksud dari masterly inactivity ini, semacam seni mendampingi anak dengan membiarkannya bebas berkegiatan tanpa didikte. Hanya saja bukan bebas los gitu, tapi bebas dengan aturan yang disepakati.
Bermain untuk Anak Usia Dini
Bukan hanya AUD, orangtua juga masih suka bermain bukan? Menurut para neurosains bermain dapat mengubah struktur otak dalam masa perkembangannya. Jadi sangat bagus untuk stimulasi tumbuh kembang AUD. Secara teori, bermain itu banyak jenisnya, tapi bunda Tami mengambil dua kriteria saja, yakni:
1. Bermain/aktivitas terstruktur seperti sekolah, les, permainan yang dirancang orang tua.
2. Bermain bebas /tak terstruktur /free play yaitu permainan tanpa diarahkan orang tua, spontan dan tanpa aturan.
Nah, ternyata bermain tak terstruktur pun memiliki manfaat buat AUD, seperti anak menjadi lebih percaya diri untuk mengikuti rasa ingin tahunya. Rasa keponya anak ini sebaiknya memang tertuntaskan sehingga anak mendapatkan sendiri jawabannya.
Manfaat lainnya adalah anak lebih kreatif, imajinasi makin terasah dan menguatkan kehendak anak sehingga bisa mandiri dan berpikir sendiri dalam mengambil keputusan.
Sesi Tanya Jawab
Menyudahi pemaparan seputar AUD, justru diskusi semakin menghangat. Kelas yang memang didominasi para mahmud dan pahpud semakin seru. Ragam pertanyaan dari teman-teman the Cupuers dijawab santai tapi lugas oleh bunda Tami. Meskipun sempat di tengah sesi, bunda Tami menghilang sebentar. Rupanya di Balikpapan hujan dan kelinci-kelinci anak bunda Tami perlu diselamatkan J
Tanya: Untuk jenis permainan apakah ada jadwal secara khusus?
Jawab: Prinsip AUD, kalaupun harus berjadwal, jadwal yang fleksibel. Boleh merencanakan tapi tetap mempertimbangkan kesiapan anak. AUD juga moodyan kan. Pengalaman kami, meski tak berjadwal, sore hari kami rutin bermain di alam sekitar, natural walk.
Tanya: 1. Adakah jalur akademis formal yang khusus mempelajari tumbang AUD? 2. Adakah perbedaan anak yang biasa dengan permainan terstruktur dengan bermain bebas dalam proses tumbang mereka?
Jawab: 1. Kalau pendidikan formal kurang tahu ya mbak. Yang ada kan prodi PAUD ya. Kalau workshop Montessori ada yang khusus belajar bermain.
2. Ada, satu anakku saat aku belum paham kegiatan bermain tak terstruktur terlihat masih kurang inisiatifnya, suka bingung membuat pilihan. Beda dengan bungsu saat emaknya sudah kenal komunitas ini itu.
Tanya: AUD yang banyak freeplay di rumah, bagaimana cara melatih kemandirian mereka?
Jawab: Kesempatan free play ya mbak meski kacau balau mainnya. AUD kan imajinasi tinggi ya, meski kita sudah ngasih petunjuk mengunakan permainan, ia akan mengembangkan imajinasinya dengan cara main yang beda. Jadi saat nggak sesuai dengan petunjuk, biarkan saja.
Tenang mbak, mungkin kelihatannya kayak kehilangan arah, tapi sejatinya ia sedang menautkan berbagai informasi. Mungkin terlihat kayak bingung ya... AUD itu paling sibuk isi kepalanya. Kalau emaknya sibuk belanja, masak apa, makan apa, dll. AUD lebih sibuk lagi. Ia belajar memahami situasi, memahami diri, emosi, dan lain-lain.
Tanya: Pengalaman Bunda, untuk homeschooling itu besaran dananya berapa ya?
Jawab: Relatif ini ya mbak. Tiap keluarga nggak sama. Investasi pas awal memulai HS dengan banyak belajar. Kalau komunitas biasa iuran keanggotaan, ini nggak seberapa. Sukarela malah. Paling kalau ada playdate, atau camping gitu.
Untuk ujian kesetaraan di PKBM, berkisar 800 ribuan. Dana operasional sehari-hari, ambil kelas online misal Bahasa Inggris : Reading atau math di Rumah Inspirasi. Sekitar 400 rb setahun. Sisanya ya paling beli buku bacaan karena kdalau pelajaran sekolah, saya ajarin sendiri. Buat bahan ajar sendiri.
Penutup
Meski Bunda sudah tak memiliki AUD lagi, tapi pembahasan tentang pendidikan selalu menarik. Mungkin karena Bunda sendiri pernah bekerja formal sebagai guru, ditambah masih mengajar kajian-kajian sehingga ini diskusi ini bisa menjadi bahan ajar.
Kesimpulannya adalah jangan meremehkan proses bermain. Betul kiranya bahwa di dalam permainan ada pembelajaran. Dan hebatnya anak-anak, mereka selalu berhasil mendapatkan insight dari apa yang mereka mainkan. So mommies yang masih punya AUD, ayo ajak anak bermain. Salam hangat!
Posting Komentar
Posting Komentar