Semakin banyak saja film-film Bolywood bertemakan sosial dan pendidikan yang patut mendapatkan jempol. Hindi Medium menjadi salah satunya. Film dengan tema yang tidak biasa namun mungkin saja terjadi di kenyataan.
Berbagai cara, orang tua lakukan agar anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang tinggi di tempat yang terbaik. Bahkan dengan cara yang sangat ekstrim dipertontokan di film ini. Sedikit di luar nalar, tapi sebagai orang tua, Bunda bisa memahaminya.
Yuk kita kulik seberapa “gila” alur ceritanya..
Identitas Film
Judul : Hindi Medium
Genre : Comedy-drama
Sutradara : Saket Chaudhary
Pemeran : Irrfan Khan, Saba Qamar, Dishita Sehgal, Deepak Dobriyal
Produksi : Dinesh Vijan, Bhushan Kumar, Krishan Kumar
Tanggal rilis : 19 Mei 2017
Bahasa : Hindi
Durasi : 132 menit
Film ini mendapatkan banyak penghargaan di ajang award di India, mulai dari sutradara terbaik, film terbaik dan aktor terbaik. Irfan Khan, artis senior Bolywood memang tidak diragukan lagi lakonnya. Sayang, tiga tahun setelah pembuatan film ini, dia meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker.
Sinopsis film
Hindi Medium dibuka dengan pertemuan Raj Batra (Irfan Khan) dan Meeta (Saba Qamar) saat mereka masih remaja. Pertemuan itu terjadi di toko kain milik ayah Raj yang juga seorang penjahit. Meeta datang bersama ibunya dan mereka pun jatuh cinta pada pandangan pertama.
Dengan penuh perjuangan, akhirnya Raaj berhasil menikahi Meeta dan dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Pia Batra (Dishita Seghal). Raj pun menjadi seorang pengusaha sukses dalam bidang fashion dan memiliki toko yang besar.
Meski begitu, mereka tetap tinggal di lingkungan desa yang padat penduduk, bertetangga dengan keluarga dan orang-orang yang sudah lama mereka kenal. Hingga akhirnya Meeta meminta mereka untuk pindah ke lingkungan elite karena sebab ini.
Ya, sudah waktunya Pia masuk ke sekolah dasar. Raj dan Meeta berkeliling ke lima sekolah terbaik di New Delhi. Di sekolah yang menduduki peringat pertama ternyata hanya memilliki tiga jalur untuk masuk. Jalur alumni, jalur kerabat dekat dan jalur umum. Sayangnya jalur umum mempersyaratkan jarak dari rumah ke sekolah. Karena jalur alumni dan jalur kerabat dekat tak mungkin bisa mereka masuki, maka satu-satunya cara adalah dengan pindah rumah ke daerah sekitar sekolah yang notabene lingkungan elite.
Harapan Meeta tinggal di lingkungan yang baru, mereka bisa bahagia karena memiliki tetangga yang sederajat. Namun ternyata semua tinggal harapan. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan sosial kelas atas yang selalu berbahasa Inggris dan memandang segala hal dengan harta.
Bukan hanya itu, proses seleksi pun nyatanya tidak mudah. Banyak hal harus mereka lakukan, mulai dari menyewa konsultan untuk proses pembuatan esai , melakukan kursus kepribadian, les akademik dan lainnya. Sayangnya Pia tidak diterima di empat sekolah teratas yang sudah mereka daftarkan. Hanya Delhi Grammar School yang tersisa.
Nah dari sini alur cerita mulai memanas, anak dari salah satu karyawan Raj justru diterima di Delhi Grammar School lewat jalur tidak mampu atau RTE. Raj dan Meeta melihat peluang. Mereka pun segera mencari calo yang bisa membantu dalam pemalsuan dokumen. Tidak lama kemudian, Pia sudah terdaftar juga lewat jalur tidak mampu.
Sayangnya, berita tentang pemalsuan dokumen mulai beredar. Tidak mau nama sekolah tercoreng, pihak Delhi Grammar School mengutus guru untuk melakukan survei lapangan keluarga yang masuk dalam daftar RTE tersebut.
Raj dan Meeta pun kalang kabut, bagaimana jika pihak sekolah datang ke rumah sementara mereka tinggal di perumahan elit? Tidak hanya Pia yang tidak bisa sekolah, tapi juga Raj bisa masuk penjara. Mulai dari sini, konflik demi konflik yang cukup menguras emosi bermunculan. Tapi tenang Mommies, film India selalu happy ending meski melalui jalan berliku dan menari-nari.
Penutup
Sebagai negara berkembang, Indonesia pun tidak luput dari fenomena carut marutnya dunia pendidikan. Meski bersyukur saat ini sudah banyak bantuan pendidikan diberikan pemerintah untuk masyarakat, tapi kejadian akal-akalan pun kerap terjadi. Contohnya yang sempat viral adalah penyalahgunaan Surat Keterangan Tidak Mampu.
Kembali ke film, pelajaran yang bisa kita ambil adalah tidak selamanya yang kaya harta juga kaya kebaikannya. Tidak semuanya yang miskin harta, juga miskin kebaikannya. Selain dari itu, jika satu kebohongan telah terucap, maka akan ada rentetan kebohongan yang mengikutinya.
Film Hindi Medium ini sangat layak masuk playlist tontonan Mommies. Selain karena pemainnya yang all out, jalan ceritanya sangat bagus dan penting bagi setiap orang tua. Anak memang segalanya, tapi harusnya tetap ada yang membatasi, yaitu norma. Salam hangat
Posting Komentar
Posting Komentar