Setiap muslim pasti pernah merasakan sulitnya konsisten membaca Quran. Program one day one juz kiranya bisa menjadi solusi dari permasalahan itu. Di program ini kita akan dibantu, dimotivasi dan diingatkan untuk membaca Quran satu juz dalam sehari.
Awalnya tentu terasa berat, apalagi buat mereka yang belum terbiasa membaca dalam jumlah yang banyak. Tapi semangat menantang diri bahwa saya mampu, alhamdulillah sangat membantu dalam menyelesaikan bacaan. Terbukti banyak yang berhasil menuntaskan misi ODOJnya dengan baik.
Bisa jadi sebenarnya banyak umat Islam yang berniat rutin membaca Quran satu juz sehari, namun kesibukan dan aktivitas sehari-hari kadang melenakan. Apalagi jika mengingat, atmosfer di Indonesia, kedekatan dengan Quran baru terjadi di bulan Ramadan.
Sejarah Komunitas One Day One Juz
Jauh sebelum launching di tahun 2013, rupanya gerakan one day one juz itu sudah dimulai sejak tahun 2007 yang diprakarsai Bhayu Subrata dan Pratama Widodo. Saat itu masih lewat pesan SMS. Dan di tahun 2009, Widodo juga membuat fans page one page one juz di facebook, dengan harapan program ini bisa semakin meluas di tengah masyarakat Indonesia bahkan mendunia.
Di bulan Oktober, Ricky Rinaldi, salah satu founder ODOJ membuat grup pertama ikhwan terdiri atas 30 orang yang masing-masing akan membaca satu juz sehingga akan khatam setiap harinya. Butuh waktu agak lama agar genap penghuninya. Namun seiring waktu, ekspansi untuk mengembangkan ODOJ jauh lebih besar dan memiliki banyak anggota, sedikit demi sedikit memperlihatkan hasilnya.
Di saat yang sama para founder juga mulai membentuk pengurus internal untuk membuat SOP dan aturan grup tilawah. Kemudian membagi grup-grup antara ikhwan dan akhwat, juga membentuk grup fasilitator yang disebut FASIL sebagai ruang koordinasi untuk mengatur grup-grup yang sudah terbentuk.
Founder lain bernama Fatah mengurusi bagian eksternal dan menyiapkan infrastruktur. Dia menyiapkan website dengan nama www.onedayonejuz.org dan mempromosikan lewat media sosial.
Ternyata program ODOJ via whatsapp ini banyak diminati dan dengan cepat tersebar ke seluruh Indonesia. Oleh karena peserta ODOJ yang semakin banyak, maka dibentuklah kepengurusan ODOJ pada tanggal 20 Desember 2013. Bunda juga sempat ikut jadi pengurus, mulai dari admin dua grup terus naik jadi kormin (Koordinator admin). Hanya berhubung Bunda juga muwajjih di ODOJ yang jadwalnya semakin padat, akhirnya kepengurusan bunda lepas di tahun 2016.
Sejak Soft Launching tanggal 11 November 2013 hingga sekarang, jumlah anggota ODOJ sudah mencapai 127.000 odojer yang tersebar dari berbagai penjuru dunia. Anggota ODOJ berasal dari berbagai kalangan, tidak hanya hafiz/hafizah, ustaz/ustazah namun juga dari kalangan artis dan masyarakat biasa berbagai usia dari anak-anak usia 8 tahun hingga bapak-bapak usia 80 tahun pun ada.
Peluang dan Tantangan One Day One Juz
Visi membumikan Al Quran tidak hanya di Indonesia tapi juga mendunia, bak gayung bersambut dengan beberapa stakeholder di pemerintahan maupun swasta. Pemprov Jawa Barat misalnya, mereka mau 2 juta siswa sekolahnya mengikuti program ini. Setiap pagi sebelum mereka memulai pelajaran, diharapkan sudah menyelesaikan tilawah minimal setengah juz.
Dari program ODOJ ini pula, banyak kebaikan yang dirasakan oleh para membernya yang disebut dengan odojer. Ada banyak kegiatan yang dihelat oleh pengurus ODOJ yang tujuannya adalah meningkatkan kapabilitas odojer. Mulai dari kajian rutin, ngaji di jalan, lomba-lomba, bahkan para member pernah menerbitkan buku antologi.
Beberapa manfaat yang pernah disampaikan oleh para odojer di antaranya:
1. Meningkatkan kedekatan dengan Al Quran
2. Melatih kedisiplinan
3. Memperluas tali silaturahim
4. Mendapatkan upgrading kapabilitas lewat tausiyah dan kajian-kajian
Tantangan ODOJ ke depan
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang misi ODOJ
Masih banyak orang yang belum mengetahui adanya program ODOJ juga manfaat yang bisa mereka peroleh dengan mengikutinya. Perlu langkah masif yang dilakukan baik dari pengurus maupun odojer.
b. Banyak masyarakat yang belum menggunakan media sosial
Keinginan untuk mengikuti ODOJ sangat besar tapi sayang mereka tidak memiliki fasilitas media sosial. Sementara ODOJ sejak awal adalah kegiatan berbasis whatsapp.
c. Keterbatasan dana
Banyaknya program di ODOJ tentu perlu pembiayaan yang tidak sedikit. Misal kegiatan ngaji on the street mau menyebarkan flyer tentang ODOJ kemudian lomba-lomba sebagai syiar. Semua memerlukan biaya.
d. Mengatasi kesibukan di dunia nyata yang masih menyita banyak perhatian pengurus dan odojer.
Penutup
Tanpa terasa, ODOJ sudah akan memasuki sewindu usianya sejak launching di tahun 2013. Sudah banyak manfaat dari kegiatan ini yang dirasakan banyak umat Islam. Bunda sendiri awalnya skeptis dengan gerakan ini karena merasa sudah biasa tilawah dalam jumlah banyak yakni tujuh juz sepekan. Hanya jeleknya tidak dicicil satu juz sehari. Kadang di saat luang, dirapel 2-3 juz. Tapi ada hari di mana kosong tidak tilawah.
Akhirnya Bunda memberanikan diri untuk ikut setelah tahu cara mainnya di grup. Berharap Bunda bisa konsisten membacanya tiap hari tidak dirapel lagi. Waktu itu hanya beda sehari tapi sudah dapat nomor urut 158, padahal teman yang ajak masih di nomor 44.
Baru sebentar ikut kemudian Bunda menawarkan kepada beberapa teman dan binaan pengajian. Alhamdulillah sampai berhasil mendapatkan dua grup dan otomatis Bunda menjadi adminnya. Padahal waktu itu Bunda masih jadi kepala sekolah tapi berani mengambil amanah lain.
Tidak lama kemudian tiba-tiba Bunda sudah diminta jadi kormin yakni koordinator para admin. Kalau menjadi admin hanya 2-3 bulan saja, maka menjadi kormin bertahan hingga dua tahun. Saat itu Bunda juga didapuk menjadi muwajjih kajian-kajian online di ODOJ.
Jujur ini pengalaman menarik dan tentunya bernilai pahala. Harapan Bunda, menuju sewindu ODOJ, mudah-mudahan peluang dan tantangan ODOj semakin berkembang ke arah yang lebih baik. Barakallah ODOJ, terus mendampingi umat bersama Al Qur’an.
"Lewati setiap helai rintangan, dengan cinta dan ketulusan, hingga engkau temukan rasa kemenangan"
Posting Komentar
Posting Komentar