Sudah tiga tahun terakhir kadang Bunda sering merasa jantung berdebar, bahkan bisa mendengar dengan jelas suaranya. Bunda yang notabene peka masalah pendengaran dan penciuman, kadang merasakan ketidaknyamanan. Apalagi saat tidur menghadap ke kiri, detak jantung itu jadi mengganggu.
Lucunya setiap kali kontrol bulanan ke RS, dokter selalu bilang ini bagus kok denyut jantungnya. Hhhmmm, apa cuma perasaan Bunda saja ya. Jujur takut, karena belum lama, teman baik saat kuliah baru saja melakukan operasi ablasi jantung.
Ablasi jantung menurut situs alodoc adalah salah satu prosedur penanganan yang dilakukan untuk memperbaiki irama jantung yang tidak teratur akibat penyakit aritmia. Aritmia sendiri adalah penyakit yang membuat detak jantung terlalu pelan, cepat, atau tidak beraturan.
Ablasi jantung sendiri masuk kategori operasi kecil yang biasanya selesai dalam waktu 2-4 jam saja. Teman Bunda bahkan hanya butuh waktu tiga hari di RS untuk menjalani operasi sekaligus pemulihan. Meski begitu, tetap saja berharap jangan sampai mengalaminya.
Apa yang Dimaksud dengan Jantung Berdebar?
Jantung berdebar sendiri sebenarnya adalah kondisi normal yang terjadi ketika kita merasa cemas, habis melakukan aktifitas fisik yang berat seperti berolahraga atau kalau kita Mommies, memindahkan barang-barang misalnya.
Keluhan seperti ini biasanya akan menghilang dengan sendiri. Tapi jika disertai keluhan lain seperti dada terasa sakit dan panas, ini yang perlu diwaspadai. Bisa jadi itu merupakan tanda adanya penyakit tertentu dalam diri kita.
Jantung berdebar atau palpitasi adalah kondisi ketika jantung berdegup kencang, bahkan sensasinya dapat dirasakan hingga ke tenggorokan atau leher. Detak jantung pada orang dewasa, normalnya adalah 60-100 kali per menit. Maka bila melebihi angka tersebut, tentu saja kita akan merasakan debaran kencang di dada.
Sebab Jantung Berdebar
Jantung berdebar memang kerap kali diasosiasikan dengan gejala adanya penyakit jantung. Tapi biasanya kondisi ini memang disertai keluhan lain yang memberatkan. Biasanya ada nyeri di dada yang menjalar hingga ke bahu atau punggung, pusing, mual, keringat dingin, sesak napas, hingga lemas.
Penting buat kita ya Mommies buat tahu, apa aja sih penyebab jantung berdebar? Jika tahu penyebab, tentu akan lebih mudah bagi kita untuk mencari solusinya.
1. Gaya Hidup
Beberapa gaya hidup tidak baik bisa menjadi pemicu jantung berdebar, seperti; merokok, tidur kurang, latihan fisik terlalu berat, minuman yang mengandung kafein atau alkohol.
2. Faktor psikologis
Jantung mungkin meningkat detaknya jika kita stress, mengalami serangan panik dan atau cemas yang terlalu berlebihan
3. Penyakit atau kondisi tertentu
a. Anemia
Anemia merupakan kondisi ketika seseorang kekurangan sel darah merah. Gejalanya dapat berupa jantung berdebar dan biasanya disertai dengan kelelahan, wajah pucat, hingga sesak napas.
b. Hipertiroid
Kondisi ini terjadi ketika kadar hormon tiroid meningkat terlalu tinggi dan terlalu aktif. Selain merasakan dada atau jantung berdebar, penderita hipertiroidisme juga bisa mengalami gejala berupa sering cemas, cepat lelah, susah tidur, tubuh lemas dan gemetaran, serta banyak berkeringat.
c. Hipoglikemia
Nilai normal gula darah biasanya ada di rentang 70–140 mg/dL. Kondisi hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah turun hingga jauh di bawah nilai normalnya. Orang yang mengalami kondisi ini bisa mengalami gejala berupa jantung berdebar, pusing, lemas, pucat, keringat dingin, dan tubuh gemetar.
d. Dehidrasi
Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kekurangan cairan. Dehidrasi bisa terjadi karena kurang minum atau makan, diet ekstrem, atau penyakit tertentu, seperti diare dan muntah-muntah.
Saat tubuh dehidrasi, jantung akan bekerja lebih kuat untuk mengalirkan darah dan cairan ke seluruh tubuh, sehingga terjadi peningkatan detak jantung.
e. Aritmia
Aritmia merupakan kelainan irama jantung yang membuat detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan, sehingga tidak dapat memompa darah dengan baik.
f. Demam
Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 38° Celsius. Demam sering kali disebabkan oleh infeksi dan peradangan. Saat sedang demam, seseorang bisa merasakan gejala jantung berdebar, lemas, nyeri di tubuh, dan pusing.
4. Perubahan Hormon pada Wanita
Perubahan kadar hormon pada masa kehamilan, menstruasi, serta menopause juga dapat menyebabkan jantung berdebar. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan hanya bersifat sementara.
Tips Mengatasi Jantung Berdebar
1. Lakukan olah nafas
2. Pastikan cukup minum air putih
Semakin kental darah karena kekurangan air minum akan membuat jantung akan bekerja ekstra untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, denyut nadi semakin cepat dan berpotensi menyebabkan jantung berdebar.
3. Hindari faktor pemicu jantung berdebar, seperti nikotin dalam rokok, minuman berkafein, minuman berenergi, atau obat-obatan tertentu.
4. Istirahat yang cukup
Tapi Mommies, jika jantung berdebar disertai keluhan lain tidak juga kunjung pulih hingga kita lemas, sebaiknya segera ke dokter ya. Bunda tulis ini sebagai pengingat untuk tidak meremehkan jantung yang terasa berdebar. Debarannya bukan karena melihat suami yang makin tua makin menarik, atau karena berdebar karena meliha dompet yang kosong….waduuuuh.
Posting Komentar
Posting Komentar