HeaderBundaLillah

Donor Darah, Manfaat dan Efek Sampingnya Bagi Kesehatan

16 komentar

 

Donor Darah



Sebagaimana yang terus dikampanyekan Palang Merah Indonesia (PMI) hingga saat ini, donor darah adalah merupakan bagian dari gaya hidup sehat. Tapi sayangnya masih saja ada sebagian masyarakat yang tidak berani melakukannya. Ada juga yang mempertanyakan apakah donor darah memiliki efek samping secara kesehatan pada pendonornya?

Donor darah pada dasarnya sangat dibutuhkan, karena di seluruh penjuru negeri akan selalu ada orang dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan sumbangan darah. Selain itu PMI juga harus memenuhi standar WHO yang menyebutkan, jika setiap harinya dibutuhkan kantung darah sebanyak dua persen dari jumlah penduduk suatu negara.

Penduduk Indonesia saat ini terdata 270 juta, artinya, PMI sebagai organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan, termasuk sebagai bank darah, membutuhkan kurang lebih lima juta kantung darah setiap harinya.

Tentang Donor Darah


Donor darah merupakan kegiatan memberikan atau menyumbangkan darah secara sukarela. Darah tersebut kemudian disimpan di bank darah sebagai stok darah yang akan digunakan untuk transfusi darah kepada pasien yang membutuhkan.

Transfusi darah diperlukan jika seseorang kehilangan terlalu banyak darah karena cedera atau selama prosedur bedah. Transfusi darah juga diperlukan pada orang yang tidak dapat memproduksi darah dengan benar.

Sayangnya, tidak semua orang bisa mendonorkan darahnya. Agar proses donor darah bisa berjalan lancar dan aman, baik bagi pendonor maupun penerima darah, ada beberapa syarat donor darah yang harus dipenuhi.

Syarat Donor Darah


Berikut ini adalah beberapa persyaratan dasar yang harus dipenuhi oleh orang yang hendak melakukan donor darah:

· Berusia 17–70 tahun

· Berat badan minimal 45 kg

· Nilai tekanan darah normal atau berkisar antara 90/60–120/80 mmHg

· Kadar hemoglobin sekitar 12,5-17 g/dL dan tidak lebih dari 20 g/dL

· Jarak waktu donor darah terakhir minimal 3 bulan atau 12 minggu, jika sebelumnya sudah pernah menjadi pendonor darah

Pendonor darah saat melakukan proses donor darah juga harus dalam kondisi fit, seperti tidak ada demam. Selain itu ada beberapa kondisi lain yang juga tidak boleh dimiliki pendonor, seperti:

o Menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, kanker, penyakit jantung, masalah paru-paru, atau gangguan fungsi ginjal

o Memiliki tekanan darah tinggi atau rendah

o Menderita epilepsi atau sering kejang

o Menderita penyakit menular atau berisiko tinggi terkena penyakit menular, seperti sifilis, HIV/AIDS, hepatitis B, hepatitis C, atau malaria

o Mengonsumsi obat-obatan atau sedang menjalani pengobatan tertentu

o Memiliki gangguan perdarahan, seperti hemofilia

o Memiliki riwayat penggunaan narkoba dalam bentuk suntik

o Memiliki kecanduan terhadap minuman keras

Manfaat Donor Darah


Manfaat Donor Darah



Lantas apa saja manfaat yang didapat jika kita rutin melakukan donor darah?

1. Meningkatkan sel darah merah


Ketika kita melakukan donor darah, sel darah merah pasti berkurang. Akibatnya tubuh akan melakukan regenerasi lebih cepat untuk menghasilkan sel darah merah yang baru untuk mencukupi kebutuhan.

2. Menurunkan kelebihan zat besi


Zat besi sebagai penyusun sel darah merah pasti sangat dibutuhkan tubuh. Tapi dalam jumlah berlebih akan berbahaya karena akan menumpuk di banyak organ tubuh.

Donor darah akan mengeluarkan kandungan zat besi berlebih sehingga bisa mencegah penyakit yang mungkin timbul pada organ-organ tersebut.

3. Membakar kalori


Wah Mommies, ternyata donor darah juga bisa membakar kalori sekitar 650 kalori. Itu setara dengan bersepeda selama satu jam dengan kecepatan 22 km per jam.

4. Sehat Psikologis


Melakukan donor darah adalah bagian dari kegiatan berbagi kepada orang lain. Tidak setiap orang berani melakukannya, maka berbahagialah mereka yang bisa melakukannya. Kebahagiaan berbagi akan berimbas pada psikis kita.

Efek Samping Negatif


Selain dari banyaknya manfaat yang akan kita dapatkan dengan rutin melakukan donor darah, ada beberapa hal yang mungkin terjadi dan perlu diantisipasi, di antaranya:

1. Nyeri dan Memar


Tempat bekas penyuntikan pasti akan terasa nyeri karena jarum yang dimasukkan berukuran cukup besar, yakni sekitar 16 atau 17 Gauss. Kenapa perlu jarum besar? Karena darah yang akan diambil cukup banyak yakni 400-500ml. Jarum yang besar tentu akan memudahkan proses keluarnya darah.

Bisa saja saat proses penyuntikan ada kesalahan yang terjadi atau kesulitan menemukan pembuluh darah yang tepat, maka biasanya akan muncul memar. Insyaallah ini gak berbahaya ya Mommies, akan hilang dengan sendirinya.

2. Reaksi Donor


Adalah gejala-gejala yang terjadi setelah proses donor darah. Hal ini wajar, mengingat terjadi proses pengambilan darah instan yang cukup banyak dan kemudian menimbulkan ketidakseimbangan sistem tubuh.

Gejala yang paling sering dirasakan adalah mual, muntah, pusing, lemas, napas cepat, berkeringat, hingga pingsan.Perdarahan Tidak berhenti

3. Perdarahan tidak berhenti


Jika ternyata pendonor memiliki riwayat penyakit seperti hemofilia tapi tidak terdeteksi sebelum melakukan donor darah, ini berbahaya. Kondisi ini bisa saja menyebabkan perdarahan tidak berhenti di tempat penyuntikan.

Dari pembahasan kita di atas, ternyata manfaat donor darah jauh lebih banyak ketimbang efek samping negatif yang mungkin terjadi. Dan ternyata, efek samping negatif yang mungkin timbul juga adalah hal-hal yang bisa disiasati.
Bunda sendiri memulai donor darah saat kuliah. Kebetulan kuliah di jurusan kesehatan membuat kami terbiasa memanggil bis PMI ke kampus. Kebiasaan ini terus berjalan hingga menikah dan akhirnya berhenti ketika Bunda divonis diabetes.

Jadi dalam rangka hari Palang Merah Indonesia yang jatuh hari ini, 3 september, Mommies tidak perlu khawatir lagi untuk melakukan donor darah ya… selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga utamanya bagi orang lain. Dan kita pun sudah turut mensukseskan misi PMI.

SELAMAT HARI PALANG MERAH INDONESIA

 

 

 

Related Posts

16 komentar

  1. Jadi inget pengen donor dari awal Juli, ditolak gegara Hb cuma 10.9, mau donor lagi baru selesai vaksin harus nunggu minimal 10 hari ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang paham juga kalau selesai vaksin. Tapi memang Hb harus bagus. Semangat ya kak

      Hapus
  2. Pingin banget nyobain donor, Bunda. Tapi dulu pas jaman kuliah, minimal berat badannya 50kg kalau ga salah. Saya biasanya 45 atau 47, jadi ga bisa donor 😅 Niatnya nunggu habis nikah, hamil, melahirkan biar agak berat, ternyata sekarang malah berat badannya lebih rendah lagi 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah...emang beratnya sekarang berapa? Mungil banget yah...

      Hapus
  3. Sangat informatif kak ☺
    Semangat terus menulis kak 😍

    BalasHapus
  4. Halo Bunda Lillah, seneng rasanya punya teman sering donor, soalnya anakku tiap bulan tranfusi jadi tahu gimana sulitnya mencari pendonor, apalagi masa pandemi begini.
    Terima kasih, semoga Bunda selalu sehat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Subhanallah...kenapa bun? Semoga dipermudah selalu ya bun untuk mendapatkan darah

      Hapus
  5. Duh belum berani donor darah, liat jarum suntiknya aja saya dah takut huhu. Salut sama para pendonor darah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheheh...iya, jarumnya besar banget.
      Anak saya aja takut pas lihat saya donor. "Kok gede banget, Bunda?"
      Tapi kalau sudah biasa sih gak papa

      Hapus
  6. Biasanya saya donor darah setiap 2 bulan sekali. Berhubung 3 bulan yang lalu saya covid dan sekarang vaksin. Kemungkinan akan stop dulu sementara. Padahal perasaan senang setelah donor darah itu tidak tergantikan. 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan harusnya 3 bulan sekali, Mas?
      Waah...mudah2an terus berlanjut ya kegiatan donornya
      Barakallah...

      Hapus
  7. Saya sedih belum bisa donor lagi hampir setengah tahun lebih. Bukannya tak mau menyempatkan, tapi sering tertolak karena HB rendah. Mungkin karena waktu istirahat yang seringkali kurang. Jadinya rawan kalau mau donor. Tulisan bunda jadi pecutan untuk konsisten donor rutin lagi ini. Terima kasih ya bund

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul mbak, perasaan bersalah itu juga muncul setelah saya terdeteksi diabet. Jadi sudah 7 tahun saya gak donor lagi.
      Sayang banget padahal saya besar nih badannya, pasti darahnya banyak

      Hapus
  8. Takut donor darah aku, di kantor sempet ada tapi gak mau ikut soalnya kan belum tentu didakan lagi di bulan selanjutnya, apakah harus dibuat rutin?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagusnya memang rutin mbak. Tapi kalau hanya sesekali pun gak masalah. Gak berpengaruh ke kesehatan jika tidak rutin

      Hapus

Posting Komentar