HeaderBundaLillah

5 Alasan Mengapa Harus Memiliki Perpustakaan di Rumah

Posting Komentar

 

Perpustakaan



Apa yang Mommies bayangkan kalau mendengar atau membaca kata perpustakaan? Rak-rak bersusun yang penuh berisi buku, deretan lorong-lorong dengan meja-meja di berbagai sudut, sekaligus suasana hening yang mendominasi.

Mungkin itu dulu, saat perpustakaan hanya diminati orang-orang yang katanya cupu. Perpustakaan daerah sekarang tuh bagus-bagus lho.. Di kota Semarang, Perpusda Jawa Tengah bahkan ada ruang bermain anak yang luaaaas. Malah sering ada kegiatan untuk anak-anak tiap hari Sabtu, seperti story telling sampai kerajinan tangan.

Tapi zaman Bunda SD, berarti di tahun 1980-an, perpustakaan daerah Jakarta Selatan pun udah oke punya. Bunda inget setiap liburan sekolah dan dijemput Mama buat liburan di Jakarta, setiap hari pasti Bunda ke perpustakaan itu. Kebetulan letaknya dekat salon Mama, jadi tinggal jalan kaki aja. Dari pagi sampai sore di sana, nggak pernah ngebosenin. Selain tempatnya enak karena ada ruang lesehan dengan bantal-bantal, koleksi buku anaknya pun banyak banget. Sayang, tidak boleh dipinjem.

Hari Kunjung Perpustakaan


Ternyata eh ternyata, ada lho hari Kunjung Perpustakaan. Tepatnya hari ini, ya setiap tanggal 14 September peringatannya. Tahun ini sudah memperingati yang ke 26, merujuk kepada keputusan Presiden Soeharto yang ditujukan untuk kepala perpustakaan nasional di tahun 1995.

Hari Kunjung Perpustakaan diharapkan dapat menjadi momentum untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia melalui membaca. Semua tahu, membaca adalah jembatan buat kita berkeliling dunia tanpa beranjak dari duduk.

Tapi, bisa jadi banyak orang yang tidak bisa mengakses perpustakaan karena letaknya jauh. Atau mereka yang bekerja full time sehingga waktu libur rasanya lebih nyaman di rumah saja. Kayaknya asyik nih kalau punya sudut baca di rumah. Nggak perlu berlorong-lorang sehingga memakan tempat, cukup di sudut dengan satu atau dua rak yang berisi buku-buku favorit keluarga.

Alasan Punya Perpustakaan Mini di Rumah


1. Perpustakaan merupakan sumber informasi yang lengkap


Meskipun di era digital ini kita sudah sangat dimudahkan dengan adanya mesin pencari google dan lainnya, tapi kadang lebih enak jika mencarinya langsung di buku karena terasa lebih lengkap.

2. Membangkitkan minat membaca buat seluruh penghuni rumah.


Adanya ruang baca di rumah, apalagi jika didekor dengan tampilan yang menarik, tentu akan menumbuhkan keinginan untuk terus membaca. Apalagi jika disiapkan kursi yang nyaman dan cozy, tentu akan semakin menyenangkan.

3. Mengurangi stress


Hasil penelitian membuktikan bahwa membaca selama satu hingga tiga jam sehari akan membantu otak kita lebih santai. Banyak mommies yang menjadikan membaca sebagai pengalihan dari kesibukan yang menjemukan.

4. Meningkatkan kemampuan akademis anak


Banyaknya buku yang dibaca anak, tentu akan memperluas pengetahuan umum mereka. Hal ini akan membawa pengaruh penting pada kemampuan akademis tentunya. Anak-anak yang lebih banyak membaca pasti jauh lebih cerdas dari yang kurang.

5. Ruang kreatifitas


Seperti yang Bunda ceritakan tentang perpustakaan daerah Jawa Tengah yang berada di kota Semarang, banyak kegiatan kreatif yang diadakan di sana. Begitu pula perpustakaan mini di rumah pun bisa menjadi ruang kreatifitas bagi keluarga.

Bukan hanya membuat aneka percobaan sains dan kerajinan tangan, tapi bisa juga dibuat games dan perlombaan yang akan melekatkan bonding keluarga.


Perpustakaan Daerah
Bunda dan teman-teman di Perpustakaan kota Depok



Tips Membuat Perpustakaan Mini


1. Temukan tempat tenang di dalam rumah yang bukan tempat lalu lalang penghuni rumah.

2. Inventarisir buku yang akan diletakkan di perpustakaan. Biasanya selain di perpustakaan, kadang kita mau ada buku yang juga bisa dibaca di kamar. Selain dari itu, penting untuk mengetahui jumlah rak yang kita butuhkan.

3. Tentukan rak buku yang akan dibeli. Pengalaman tinggal di Semarang yang katanya tanahnya panas, Bunda harus kehilangan koleksi buku dalam jumlah yang banyak karena lemari buku habis dimakan rayap. Akhirnya Bunda pun membeli rak besi.

4. Dekorasi ruangan senyaman mungkin agar penghuni rumah semakin betah membaca buku.

Bersyukur, sejak kecil, orang tua khususnya Bapak sudah membiasakan anak-anaknya untuk membaca. Meski tidak berbentuk perpustakaan, tapi Bapak menyiapkan satu lemari besar untuk menyimpan buku-buku yang bisa kami baca. Karena memang koleksi buku anak tidak terlalu banyak, akhirnya buku-buku Bapak pun Bunda baca semua. Mulai dari buku biografi Bung Karno sampai kumpulan novel dari HAMKA, habis dilahap.

Jadi saat menikah pun, buku menjadi harta Bunda terbanyak di rumah. Kami biasa menyiapkan dana tahunan untuk membeli buku. Biasanya dulu sebelum pandemi, ada Islamic Book Fair yang juga menjadi destinasi wisata buat keluarga kecil kami. Diskon gila-gilaan yang mereka tawarkan adalah surga bagi perpustakaan keluarga kami. Alhamdulillah.

Related Posts

Posting Komentar