HeaderBundaLillah

Lelaki Kampung Itu Inspirasiku

16 komentar

 

Lelaki Kampung itu Inspirasiku


Memula tulisan dengan membongkar kenangan pada rentetan perjalanan, siapakah tokoh inspirasiku? Ah, bunda seolah dipaksa berkhianat pada tokoh yang tak bunda pilih, padahal mereka pun telah banyak menginspirasi dalam kehidupan.

Ada banyak orang hebat di sekitar bunda yang akhirnya membentuk pola berpikir dan sikap bunda saat ini. Bunda menghormati mereka sedalam-dalamnya, meski bisa jadi mereka tak merasa menginspirasi. Mereka hanya mencoba menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, sebagai rasa syukur kepada Yang Mencipta. Kita yang menyaksikan jungkir balik perjuangannya kemudian menggetarkan hati dan berusaha meniru kebaikan tersebut.

Mengapa harus punya inspirasi?


Inspirasi bisa juga bermakna teladan, seseorang yang sikap dan perilakunya kita ikuti. Tentu saja mereka pasti orang yang membuat kita bisa mengatakan wow.. Seketika bunda teringat di dalam Al Qur’an pun ada perintah keteladanan.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allâh” [al-Ahzâb/33:21]

Bahkan keteladanan ini sudah menjadi kaidah/prinsip dalam Islam. Banyak kisah para sahabat Rasulullah SAW yang perilakunya menyelisihi perbuatan beliau, kemudian ditegur sahabat lainnya mengapa tidak meneladani Nabi? Contohnya bisa kita lihat :

Sahabat ‘Ubaid bin Khâalid al-Muharibi Radhiyallahu anhu berkata:

Aku berada di pasar Dzil Majâz mengenakan burdah (semacam selimut) bergaris-garis hitam dan putih milikku dengan menyeretnya. Lalu seorang laki-laki menekanku dengan tongkatnya, sambil berkata: “Angkatlah sarungmu, itu (akan membuatnya) lebih awet dan lebih bersih. (Tidakkah pada diriku terdapat teladan baik bagimu?)”. Lalu aku melihatnya, ternyata dia (lelaki itu) adalah Rasûlullâh, lalu aku memandang ternyata sarung beliau sampai pertengahan kedua betis beliau. [HR. Ahmad,

Dari sini paham bahwa menjadikan seseorang sebagai inspirasi kehidupan, di luar para Nabi dan sahabat adalah dibolehkan bahkan bermanfaat, seperti:

1. Menguatkan hati saat masalah mendera.

2. Menjadi acuan perjalanan ke depan

3. Membakar semangat agar hidup semakin bergairah

4. Menumbuhkan keberanian dalam menghadapi tantangan

5. Menyiapkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik

Tokoh Inspirasiku


Bapak, Inspirasiku


Sesungguhnya, menyebut namanya di benak saja masih menyisakan bulir air mata hingga saat ini. Terlintas wajahnya seketika kerongkongan tercekat dan hanya mampu meluahkan doa terbaik untuknya. Jika kebanyakan anak akan menjadikan Ibunya sebagai tokoh terhebat dalam dirinya, maka buat bunda, Bapak adalah segala-galanya. Tanpa menafikan peran Mama dan bunda cinta sepenuh hati sama Mama, Bapak adalah orang terdekat dalam hidup bunda.

Mungkin sebagian orang sudah tahu bahwa bunda adalah anak broken home. Di umur empat tahun sudah harus merasakan kegetiran hidup karena Bapak dan Mama berpisah. Bunda, kakak-kakak dan adik kemudian ikut bersama Bapak dan Ibu. Sementara Mama kembali ke Jakarta dan tinggal bersama kakaknya. Pasti gak mudah buat Mama, di usia yang belum genap 30 tahun harus berpisah dengan ke empat anak-anaknya.

Kondisi ini yang kemudian membuat bunda lebih dekat dengan Bapak, karena harus tinggal berpisah dengan Mama, meski sebulan sekali Mama pasti datang dan di musim liburan, Bapak pasti antar kami ke Mama. Jadi, wajar jika kehidupan bunda berpusat di Bapak dan tokoh paling berperan dalam hidup bunda adalah beliau. Kenapa?

1. Tetap penuh dengan cinta


Orang bilang anak broken home akan kekurangan kasih sayang, maka wajar jika hidupnya tidak berjalan baik. Bunda boleh mengklaim ini gak benar, one hundred percent! Bapak memainkan perannya yang sangat baik, sebagai ayah dan ibu bersamaan bagi kami anak-anaknya.

Mungkin karena Bapak punya sebelas adik, jadi terbiasa mengopeni anak-anak. Banyak hal bisa bapak kerjakan, mulai dari nukang, urus soal listrik, perbaiki rumah sampai urusan masak pun Bapak jagonya. Bunda ingat, masa SD, lemari bunda dan kakak perempuan adalah hasil karya Bapak.

Bapak juga penuh perhatian. Di antara semua anak Bapak, bunda termasuk yang sering sakit saat kecil. Bunda pernah mengidap bronchitis yang membuat Bapak harus rutin membawa ke dokter. Setahun dua kali pasti kambuh dan setiap kali kambuh selalu lama. Kalau malam bunda sudah batuk-batuk, Bapak dalam kondisi secapek apapun akan langsung membawakan air hangat ke kamar bunda. Duh, nangis lagi deh.

2. Pahlawan keluarga dan masyarakat


Banyak lelaki yang dielu-elukan di tengah masyarakat, tapi gagal menjadi pahlawan untuk keluarganya. Bersyukur Bapak enggak, beliau panutan kami juga adik-adiknya yang banyak itu. Beliau tempat kami mengadu. Satu waktu saat gundah, bunda main ke empang Bapak. Kami berdua duduk di saung di tepi empang. Bapak orang yang tidak mubazir nasehat, waktu itu beliau cuma bilang,”Standar kebenaran itu bukan dari penilaian kita, tapi mutlak dari Allah.”

Hanya segitu tapi bunda paham yang beliau maksud.

Oh ya, waktu bunda masih mondok, percaya gak, surat-surat dari Bapak itu bukan hanya bunda yang menantikannya, tapi teman-teman sekamar, bahkan kakak-kakak pembimbing pasti ikut baca. Surat Bapak itu puitis dan sarat cinta yang diketik di kertas stensil warna warni.

3. Ahli ibadah


Tanpa bermaksud riya, tapi sepanjang usia bunda, Bapak adalah ahli ibadah. Kalau menjadi ustaz tanpa ditopang spiritual yang baik, itu percuma, kata Bapak. Masyaallah, tilawahnya, tahajudnya, sedekahnya, jauuuuh banget sama bunda.

Bisa jadi karena kedekatan hubungannya dengan Allah ini yang mengantarkan beliau tiga kali pergi haji dan sekali umroh, selalu dibiayai orang lain. Saat pertama kali pergi haji di tahun 1992, Bapak bilang,”Kalau dipikir nalar, enggak mungkin Bapak bisa berangkat. Uang dari mana? Punya anak empat semua di pesantren yang butuh biaya besar. Tapi Allah selalu punya kuasa-Nya.”

4. Demokrat


Bapak memang sosok yang tegas, bahkan sebagian orang menganggap beliau galak. Dengan masa lalu yang luar biasa menjadikan Bapak sosok yang disiplin. Kedisiplinannya ini kadang terasa menyebalkan di mata orang lain, aneh ya…

Beliau pernah dilengserkan jabatannya, di antaranya karena ini. Maklum orang Indonesia memang terkenal dengan jam karetnya.

Tapi di balik sosok tegas itu, sesungguhnya beliau adalah orang tua yang sangat demokrat. Kami bisa mengkritik saat beliau salah. Contohnya saat bacaan salat beliau ada yang kurang (beliau adalah imam musala), bunda mengingatkan saat beliau sudah di rumah dan beliau menerima dengan baik.

Bunda pun bisa bercerita semua hal sama Bapak, termasuk lelaki yang bunda taksir. Kami biasa ngobrol di teras beramai-ramai, bahkan bisa terbahak bersama.

5. Cinta ilmu


Bapak enggak pintar, yang pintar tuh Mama. Bapak ini rajin, demikian cerita beliau kalau ditanya kenapa rajin baca buku. Kecintaannya kepada buku juga beliau tularkan kepada kami, anak-anaknya. Kadang beliau bawa dari kantor, buku-buku cerita anak yang diterbitkan Departemen Agama. Hingga enam tahun setelah beliau pergi, ratusan buku-bukunya masih rapi berjajar di lemari buku.

Bapak juga enggak mau kalah sama anak-anaknya. Saat kami sekolah di pondok, rupanya beliau juga panggil guru ke rumah untuk mengajarkannya Bahasa Arab. Masyaallah.

6. Pekerja keras


Selalu menangis setiap mengingat bagaimana perjuangan Bapak untuk memperbaiki dirinya. Sebagai anak pertama, Bapak harus menjadi contoh buat adik-adiknya. Bapak harus membantu Aki, ayah beliau untuk mengurus adik-adiknya kelak. Maka selepas SD, Bapak kemudian meneruskan sekolah ke Kadipaten, sebuah kecamatan di Majalengka yang sudah cukup maju saat itu. Perjalanan dari Ciamis, tempat asal Bapak, ditempuh dengan jalan kaki. Kalau bunda lihat di peta, jaraknya sekitar 40 km.

Di Kadipaten, Bapak jadi pembantu orang Arab, tugasnya mengisi bak air, menyapu halaman juga mengasuh anak-anak majikannya. Sebagai balasannya, Bapak disekolahkan dan diberi makan juga tempat tinggal. Jujur, bunda gak bisa membayangkan anak SMP melakukan itu semua.

Lulus SMP kemudian Bapak hijrah ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di PGA Darul Maarif. Bapak tinggal di kakak sepupunya seorang pengusaha di pasar Mayestik. Tapi saat itu Bapak juga sudah mulai bekerja mengajar formal juga privat sampai akhirnya Bapak diangkat menjadi PNS di Departemen Agama.

Perjuangan kerasnya mampu mengubah garis hidup, dari lelaki kampung menjadi pegawai negeri adalah sebuah lompatan besar. Akhirnya adik-adik Bapak pun ikut dan disekolahkan beliau, Alhamdulillah.

Bunda pun menjadi saksi bagaimana perjuangan beliau menyematkan ilmu kepada kami, anak-anaknya hingga lulus kuliah. Meskipun kepala jadi kaki, kaki jadi kepala, Bapak akan berjuang buat kalian, itu yang sering beliau katakan buat menyemangati kami.

Sebenarnya tidak akan pernah cukup tulisan ini untuk merangkum kenapa Bapak menjadi tokoh inspirasiku. Terlalu banyak kelebihan beliau yang mampu menginspirasi banyak orang. Bahkan seorang ustaz pernah bercerita, bagaimana beliau sangat mengagumi Bapak dan menirunya dalam berceramah. “Pak Haji Saleh itu kharismanya yang nggak bisa ditiru. Bagaimana cara duduk, cara berjalan ke panggung, saat menatap audiens kemudian gaya ceramah, bisa kita pelajari. Tapi aura kharismanya ya cuma pak Saleh yang punya,” demikian ustaz muda itu cerita kepada kami.

Sebaik-baik doa untukmu Bapak,

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

"Ya Allah, ampunilah ia, kasihilah ia, berilah ia kekuatan, maafkanlah ia, dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan ia dengan air salju dan air es. Bersihkan ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran, berilah ganti rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah ganti keluarga (atau istri di surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan ia ke surga, jagalah ia dari siksa kubur dan neraka." (HR. Muslim).

Related Posts

16 komentar

  1. Semoga Bapak menjadi penghuni surga.

    BalasHapus
  2. Ya Allah terharu sekali, Bapak pasti bahagia punya putri saleha seperti bunda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ammiin, mudah-mudahan tetap bisa menjaga kebaikan yang pernah Bapak ajarkan

      Hapus
  3. Masha Allah, ikutan sedih bacanya. Salut untuk Bapak, bisa jadi panutan untuk anak²nya. Apalagi pas Bunda lagi tunggu surat dari Bapak yang bakal dibaca rame². Kebayang serunya. Insha Allah Bapak mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Aamiiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aammiin...ya Robb

      Mudah-mudahan kita pun bisa menjadi orang tua yang selalu dirindukan anak

      Hapus
  4. Masya Allah :")
    Seorang ayah memang punya cara perhatian pada anaknya, apalagi kalau sakit pasti lebih khawatir daripada seorang ibu :")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget mbak Zakia. Meskipun Bapak PNS, tapi kami gak pernah dibawa berobat ke Puskesmas, selalu ke dokter praktek langganan.

      Bukan sok gaya, tapi urusan anak, Bapak mau yang terbaik.

      Hapus
  5. MasyaAllah perjuangan seorang ayah. Menjadi teladan dan pemimpin keluarga. Saya jadi pengen pulang kampung. Hiks..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mbak, ntar keburu kena larangan mudik :)

      Hapus
  6. Masya Allah sungguh tidak mudah menjadi peran ayah yang bisa memberikan segala kasih sayang. Semoga sehat selalu ayahny bun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah gak ada mbak, enam tahun lalu. Mohon doanya ya

      Hapus
  7. Jadi terharu baca tulisannya bun. Berasaa banget kangennya bunda pada Bapak. Bapak pasti bangga dengan bunda, anaknya yg jadi sosok luar biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kangeeeeen banget, masyaallah!
      Mudah-mudahan bisa terus membahagiakannya dengan doa-doa

      Hapus
  8. MasyaAllah terharu...
    Seorang ayah memang cinta sejati anak perempuan 💕💕

    BalasHapus

  9. Sosok ayah yang luar biasa. Saya salut pada beliau.

    BalasHapus

Posting Komentar