![]() |
www.travel.kompas.com |
Jika mercusuar lazimnya ada di sekitar pantai, maka tidak dengan yang ini. Ya meski di The Mercusuar kamu bakal menemukan sebuah mercusuar, tapi lupakan tentang pantai. Gedung empat lantai berbentuk kastil dari abad pertengahan yang menjulang tinggi ini, justru menawarkan indahnya kota Bandung dari ketinggian.
Dua hari kemarin tiba-tiba seorang kawan baik mengajak bunda jalan-jalan ke Bandung. Di tengah pandemi yang memang membosankan, ajakan itu seperti oase di tengah sahara..ahaayy. Yang terpenting, bunda dan teman-teman tetap menjaga protokol kesehatan.
Perjalanan ke Bandung ini bukan semata hanya jalan-jalan, tapi juga menyambung silaturahim dengan mengunjungi rumah teman-teman sekolah di sana. Yang awalnya dari Jakarta hanya berempat, lantas jadi bertujuh ketika main ke The Mercusuar.
The Mercusuar
Sejak awal, tempat ini memang jadi destinasi utama perjalanan kami. Di berbagai postingan medsos, tempat yang baru dibuka di tanggal 14 Agustus 2020 ini menjadi trending. Apalagi saat melihat foto-fotonya, asli deh bikin penasaran. Apa memang sebagus itu ya?
Perjalanan dari Soreang ke arah Dago memakan waktu hanya sekitar setengah jam saja. Memasuki jalan Lembah Pakar di mana The Mercusuar berada, jalanan mulai menanjak. Beberapa kafe dan resto ada di sepanjang jalan. Supir sempat salah belok karena jalan masuk memang relatif kecil. Dan akhirnya dari kejauhan kami melihat atap-atap kastil di ketinggian.
Area komplek The Mercusuar cukup luas, jalanan berkelok yang menurun juga dimanfaatkan untuk parkir. Taman di sekitaran bangunan, ditata dengan cantik ditingkah dengan tangga berkelok yang bisa jadi tempat berjalan-jalan santai.
1. Menikmati Rooftop The Mercusuar
Masuk ke lantai satu yang merupakan lobby, disediakan kursi-kursi dan meja yang ditata apik dalam ruangan menyerupai ruang makan di kapal. Di pintu masuk sudah disediakan alat cek suhu otomatis jika pengunjung melewatinya. Harga tiket masuk 20 ribu per orang untuk weekday dan 25rb pada weekend. Namun jangan khawatir, karena tiket ini dapat ditukarkan dengan aneka produk bakery yang juga ada di lantai ini.
Karena tujuan utama kami ke sini dalam rangka melihat kastil dan mercusuar yang terletak di lantai empat alias rooftop, maka lantai dua dan lantai tiga yang merupakan resto dan café diskip dulu. Masuk ke dalam lift langsung naik ke lantai teratas.
![]() |
Sisi kanan kastil utama |
![]() |
Kastil Utama |
Wow…masyaallah, pemandangan yang tersuguhkan saat pintu lift baru saja terbuka. Sebuah kastil yang mengusung konsep abad pertengahan Eropa berdiri dengan gagahnya, menyediakan spot-spot indah untuk berfoto. Di sebelah kanan tersedia balkon luas yang lagi-lagi diisi meja dan kursi untuk para pengunjung beristirahat. Di sebelah kiri selain tersedia meja dan kursi, juga ada mercusuar yang memberikan spot tertinggi untuk berfoto.
Mercusuar yang bentuk atapnya tetap menyerupai kastil, dililit oleh tangga cantik untuk menaikinya. Kalau kamu berani dan kuat, silahkan naik sampai bagian teratas dari mercusuar. Sayangnya ke bagian teratas ini hanya bisa dinaiki enam orang saja dengan waktu berfoto maksimal 10 menit. Selain itu, untuk mendapatkan hasil foto terbaik di tangga mercusuar, sebaiknya fotografer berada di kastil seberangnya. Nah…karena antri, kami memutuskan tidak berfoto di tangga mercusuar. Jadilah hanya berfoto di bagian bawahnya saja.
Di depan kastil utama juga ada bangunan kastil yang masih dalam tahap penyelesaian. Mudah-mudahan jika sudah jadi, akan semakin banyak spot cantik yang tersedia sehingga pengunjung tidak perlu antri terlalu lama untuk menikmati pemandangan indah kota Bandung.
Jujur, bagian paling menyenangkan dari rooftop The Mercusuar ini, bagi bunda adalah menyaksikan kehebatan ciptaan Allah. Langit bersih kota Bandung berhiaskan awan aneka bentuk yang berderet rapi di atas perbukitan Dago. Bangunan dan rumah-rumah terlihat bagai rangkaian permata dari kejauhan. Pantas saja jika banyak yang merekomendasikan untuk datang ke tempai ini menjelang senja hingga malam hari. Dan kebayang dahsyatnya pemandangan sunset dari rooftop ini. Hhmmm….satu waktu jika Allah berkenan, perlu juga diagendakan lagi datang ke sini di waktu yang berbeda.
2. Suguhan Kuliner
Satu jam bunda dan teman-teman menghabiskan waktu di rooftop. Angin kencang yang berhembus dan suhu udara yang mulai turun membuat hawa lapar seketika menyergap. Kami pun memutuskan menyudahi aktifitas di rooftop dan turun ke lantai dua.
Oh ya, kami sempat ke lantai tiga sebelum turun ke lantai dua. Rupanya lantai tiga ini adalah resto yang diperuntukkan untuk acara-acara khusus. Jadi kalau kamu mau meeting atau mengadakan pesta, boleh reserve lantai tiga ini.
Nah, lantai dua adalah resto dan café tempat kebanyakan pengunjung makan. Area resto yang cukup luas tidak akan membuat antrian panjang saat perut keroncongan. Meja makan dan kursi ditata sedemikian rupa. Kalau kamu cukup kuat menahan dinginnya udara, kamu bisa memilih meja di sepanjang tepian resto yang langsung menyuguhkan pemandangan indah dari ketinggian. Awalnya rombongan bunda pun memilih spot ini, tapi sayang, karena tidak satu pun dari kami memakai jaket apalagi mengingat umur yang tidak muda lagi, akhirnya kami pun beranjak ke bagian tengah restoran.
Menu yang disuguhkan sangat beragam, mulai dari menu khas nusantara seperti garang asem, soto Bandung, rawon, sop buntut, nasi uduk dan lain-lain, juga tersedia olahan masakan Jepang. Beberapa teman bunda memilih menu donburi, meskipun ada juga ramen, udon, beef atau chicken teriyaki dan lainnya. Menu andalan yang lain dari resto ini adalah khas western seperti pizza, lasagna juga sausage n French fries.
Minuman yang ditawarkan pun beraneka ragam mengikuti main course yang tersedia. Mulai dari aneka kopi, squash, mojito, milk shake hingga minuman khas nusantara seperti bajigur, cingcau, es doger juga minuman rempah.
![]() |
Garang Asem Ala The Mercusuar |
3. Plus Minus
Sebagai tempat yang terhitung baru, The Mercusuar boleh dibilang happening banget. Bukan hanya karena konsep bangunan yang berbeda, tapi juga mengusung oldest thing yang sangat berkelas. Kebayang kalau di sana menyewakan kostum raja dan ratu Eropa, epik deh hasil fotonya.
Nilai lebih lainnya yang dimiliki tempat wisata ini adalah lokasinya yang berada di ketinggian kota Bandung. Jadi bukan hanya menawarkan spot-spot foto yang ciamik, tapi juga pemandangan alam yang luar biasa. Mulai perbukitan, awan-awan yang indah di sekelilingnya, bahkan rumah-rumah dan gedung pun terlihat cantik dari atas.
Selain dari itu semua, keramahan para pegawai juga perhatian yang diberikan, menjadikan The Mercusuar memiliki nilai plus lainnya. Kebersihan dan protokol kesehatan yang diterapkan pun membuat kamu bakalan nyaman berlama-lama di sini.
Setiap hal, setiap tempat dan apapun itu, selain memiliki kelebihan, juga pasti ada kekurangannya. Di tempat ini, yang bunda rasakan kekurangan itu ada di kuliner. Sebagai penikmat kuliner yang senang jajan di mana-mana, ada beberapa rasa makanan tertentu yang sudah familiar di mulut. Jadi pas temen bunda pesan garang asem, langsung terbayang dong rasa garang asemnya khas Kudus. Sayangnya jauh panggang dari api, rasanya yang kuat hanya asem dan manis, sama sekali tidak ada ciri khas garang asem asli.
Kemudian donburi, lasagna dan pizza yang kami pesan pun tidak bisa dibilang wow rasanya. Hanya lumayan, jika dibanding harga yang dibanderol. Kesimpulan yang kami dapatkan, chef di resto ini belum dari kalangan profesional. Agak disayangkan jika mengingat konsep tempat yang wah dan pemandangan luar biasa yang disajikan. Mudah-mudahan ke depannya bisa diperbaiki.
Penutup
Bandung adalah salah satu kota yang selalu ngangenin buat dikunjungi selain Yogyakarta. Apalagi pemerintah dan swasta di kota ini selalu saja punya inovasi dalam banyak hal, bukan hanya dari sisi mempercantik keindahan kota dengan bangunan-bangunan dan taman-taman, tapi juga tempat wisata dan kulinernya.
Tak heran jika kota ini selalu ramai dikunjungi, apalagi saat penghujung pekan menjelang, bisa dipastikan kemacetan adalah hal yang kemudian menjadi biasa. Lucunya kota ini selalu menggeliat dan berbenah untuk menarik wisatawan. Termasuk The Mercusuar yang justru dibuka saat pandemi masih berlangsung dan langsung menjadi viral.
So, jangan lewatkan kesempatan menikmati indahnya pemandangan dari tempat yang indah pula kalau kamu sedang mengunjungi kota Bandung. The Mercusuar buka setiap hari, Senin-Rabu pukul 10.00-20.00 dan Kamis-Ahad pukul 12.00-20.00. Jadi tunggu apa lagi? Hayuk lah…sae pisan!
Sudah satu tahun lebih tidak ke bandung...
BalasHapusSepertinya banyak sekali perubahan
Ini kota emang gak ada matinya.
HapusSaya terakhir kesini juga setahun lalu, makanya pas diajak lagi kesini, langsung hooh...
Malah gak sempet ke alun-alun
Bu Lillah, ini cantik banget view nya :( tapi kalau mau pergi jauh2 bawa bayik masih mikir2 deh hehe
BalasHapusiya juga sih ya...
HapusDisimpan aja dulu buat referensi kalau debay dah lebih besar
Bandung oh Bandung
BalasHapusSelalu dalam rencana namun belum juga terealisasi. Semakin berbinar mata ini setelah tahu ada tempat wisata kece ini. Mantapsouuulll!
Hahahhahaha....hayuk atuh
HapusInsyaallah gak akan mengecewakan
Bunda, desember besok aku rencananya mau ke Bandung dan The mercusuar udah masuk dalam list kunjungan. Berkat tulisan bunda jadi tau deh kalo kesana mesti bawa jaket
BalasHapusBetul...anginnya masyaallah. Mungkin kalau bunda mah, faktor tua juga jadi langsung masuk angin..heheheh
HapusKapan bisa main ke Bandung lagi ya
BalasHapusAyo diagendakan kalau warung angkringan dah stabil dan bisa ditinggal.
HapusWaaa masyaAllah.. tempatnya bagus sekali Bund. Instagramable banget dan kekinian nih. Pemandangannya bagus dan sejuk banget pasti tuh. Bangunannya ala-ala castle kuno gitu ya. Jadi pengen ke Banduungg hehe
BalasHapusTerimaksih Bunda Lillah atas referensinya, suka sekali :)
Sama-sama mbak, alhamdulillah...mudah-mudahan kesampaian ke sana ya
HapusLangsung masuk list tempat wisata yang dikunjungi kalo ada kesempatan ke bandung lagi
BalasHapusBetul...
HapusEnak karena dekat kota, jadi mau jalan-jalan ke tempat lain juga gampang.
Bandung selalu menarik untuk dikunjungi. Duh pengen kesana lagi.
BalasHapusIyes, pake banget. Kota yang bunda paling kangenin selain Jogja dan Solo.
HapusSemarang nggak dikangenin Bun Lillah? hehe
HapusBagus banget tempatnya.. kapan2 kalau main ke Bandung mau ke sini aah...
BalasHapus