Penikmat drakor pasti tahu salah satu drama on going ini, yup 18 Again. Drama besutan stasiun TV JTBC ini, tiga hari lalu sempat trending di twitter. Bisa jadi karena jadwal tayangnya masih berlangsung.
Tapi kalau menurut bunda sih, yang emang nonton drakor bukan karena pemainnya (mirip semua soalnya J), drama ini sarat nilai. Meski dikemas dalam alur cerita yang ringan dengan setting terbanyak di sekolah, drama ini sama sekali jauh dari kesan roman picisan.
All About 18 Again
Hebatnya tim produksi drama ini, mampu remake cerita dari film Hollywood yang hanya berdurasi 1,5 jam menjadi drama dengan 16 episode. Ya, cerita asli dengan judul 17 Again yang dibintangi Zac Efron, Matthew Perry dan Leslie Mann telah dirilis sebelas tahun yang lalu.
Meski diadopsi dari film barat, kesan itu hilang seketika dengan suguhan kultur timur yang khas. Benang merah dari dua produksi hanya ada pada jalan cerita. Yakni tentang kehilangan, makna kebersamaan, kisah kasih orang tua tanpa syarat pada anak dan cinta terhadap pasangan yang harus terus menghangat.
Drama yang tayang sejak 21 September 2020 setiap Senin dan Selasa malam, dibintangi oleh Kim Ha Neul, Yoon Sang Hyun, dan Lee Doo Hyun. Diproduksi sebanyak 16 episode dan mengusung genre fantasi.
Sinopsis
Saat cinta telah meraja pada dua insan manusia, kadang rasa mengalahkan logika dan akhirnya mengalahkan realita. Cinta yang sejatinya murni kemudian ternodai karena khilaf sesaat. Tujuan akhir dari perjalanan cinta akhirnya bermuara pada penyesalan.
Inilah yang terjadi pada dua tokoh utama drama 18 Again, Jung Da Jun dan Hong Dae Young. Kesalahan yang mereka lakukan menuntut tanggung jawab di usia dini padahal belum memiliki penghasilan sendiri.
Pernikahan yang terjadi di usia yang sangat muda, memunculkan masalah-masalah berat dalam perjalanan rumah tangga mereka. Da Jung yang bercita-cita menjadi penyiar TV dan Dae Yung yang awalnya akan mendapat beasiswa kuliah dari prestasinya di basket, harus menyerah dan terpaksa menjadi orang tua.
Usulan aborsi dari kedua orang tua mereka ditolak mentah-mentah, apalagi saat tahu bahwa Da Jung mengandung anak kembar. Prinsip yang dipegang teguh keduanya adalah setiap orang bisa melakukan kesalahan, tapi hanya orang hebat yang berani bertanggung jawab. Pada akhirnya, kedua anak mereka adalah sumber kebahagiaan dan semangat mereka untuk hidup.
Sembilan belas tahun berlalu, sebuah reuni merusak segalanya. Dae Young yang saat itu hanya seorang montir pusat servis alat elektronik, mengalami perisakan dari teman-temannya yang kebanyakan sudah berhasil.
Dalam kondisi mabuk (ini yang kadang bikin bunda gak nyaman saat lihat drakor J), dia memuntahkan segala isi hatinya. Da Jung, sang istri yang berusaha menenangkan malah mendapatkan kata-kata yang tidak pernah terucap sebelumnya. Tentang penyesalan menikah di usia muda dan kehilangan semua kesempatan indah dalam hidup.
Rumah tangga yang memang mulai membosankan, ditambah tekanan pekerjaan juga anak-anak yang mulai membesar, boom..seolah menemukan momentum. Da Jung pun mengajukan cerai yang diiyakan Dae Young.
Cerita yang sebenarnya bermula dari sini. Ketika Dae Young yang dalam kondisi frustrasi pergi kembali ke sekolahnya, melihat foto-foto dan penghargaan yang pernah ia raih. Sambil melempar bola ke dalam ring, dia berteriak berharap bisa kembali ke masa lalu. Seketika Dae Young kembali berusia 18 tahun.
Tapi bukannya memanfaatkan peluang itu untuk mendapatkan kembali kejayaannya di dunia basket, Dae Young justru menemukan fakta bahwa selama ini ia telah berjalan terlalu jauh meninggalkan keluarganya.
Diceritakan Dae Young muda kembali bersekolah di SMA Serim, di sanalah ia bertemu dan akhinya berteman dengan kedua anak kembarnya, Hong Si A dan Hong Si Woo. Yang selama ini ia pikir mereka baik-baik saja, ternyata tidak sama sekali.
Hong Si Woo ia dapati sama sekali tidak memiliki teman dan mengalami perundungan yang cukup parah. Sementara Hong Si A, anak perempuannya, ternyata bekerja paruh waktu di sebuah minimarket karena ingin hidup mandiri.
Dari keduanya, dia tahu bahwa dirinya adalah ayah yang payah. Ayah yang hanya bisa marah jika mereka tidak sesuai dengan apa yang ia mau. Ayah yang memilih pulang terlambat ke rumah karena tidak mau mendengarkan anak-anaknya. Itu semua berujung pada sikap anak-anak yang memilih jauh dari ayahnya bahkan berbohong.
Tidak hanya itu, fakta bahwa dia adalah pasangan yang jauh dari sempurna pun terpampang jelas. Banyak hal-hal kecil yang luput dari perhatiannya sehingga Da Jung, sang istri pun menjauh. Perasaan yang muncul kemudian adalah saling diabaikan sehingga memilih menyimpan masalah sendiri-sendiri.
Akankah Dae Young muda mampu mengatasi semua permasalahan dan melihat semua lebih jelas? Kita tunggu saja ending drama yang diiringi sampai 9 soundtrack ini di tayangan besok dan Selasa.
Moral Values of 18 Again
Bahasa Cinta
Setiap orang tua selalu merasa mereka sudah memberikan segalanya untuk anak. Mereka mengklaim menyayangi anak dengan caranya masing-masing. Sayangnya, anak kurang memahami cara-cara yang berbeda ini.
Ini pula yang dialami anak kembar Dae Young dan Da Jung. Anak-anaknya tidak merasakan kasih sayang sang ayah yang bentuknya hanya tersirat. Padahal telah banyak pengorbanan yang ia lakukan demi kebaikan anak-anaknya.
Hong Si A baru mengetahui semua itu, saat ia mendapatkan buku tabungan dari ayahnya. Di dalam buku tabungan yang dibuka sejak si kembar lahir, dicatat dengan rinci kapan mereka belajar jalan, mulai memanggil ayah, belajar naik sepeda, hingga di akhir tertulis kalimat,”Kami akan selalu mendukungmu Si A.”
Jujur, ini scene yang paling membekas di hati bunda. Karena terus terang, bunda termasuk yang kurang teliti mencatat pencapaian anak. Hanya ingat di usia berapa, tapi gak tahu kapan pastinya. Sambil nangis bunda juga mikir, ada gak sih bank di Indonesia yang bisa begini?
Dari sini kita memahami pentingnya bahasa cinta kepada anak. Setiap anak punya tangki cinta yang berbeda-beda, tugas kita mengisinya sebaik mungkin. Setiap pribadi unik, maka perlakuan pun harusnya juga spesial kepada masing-masing anak.
Perbaiki Kualitas Komunikasi
Klise, tapi itu modal utama pernikahan. Bertahun-tahun menjadi konsultan keluarga, bunda mendapati pasutri yang memilih menahan semua masalah sendiri. Alih-alih mengkomunikasikan apa yang diharapkan dari pasangan, mereka memilih sikap apatis karena menyangka toh pasangan tidak akan berubah.
Menghindari masalah, lebih terasa nyaman daripada berkonflik. Itu yang kebanyakan dipilih banyak pasangan. Mereka berdalih waktu akan menyembuhkan, is it?
Dae Yung yang menghadapi banyak tekanan di tempat kerja, akhirnya melarikan diri ke minuman daripada bercerita ke Da Jung. Begitu pula sebaliknya Da Jung yang memilih menyendiri di sebuah tangga. Dalam kondisi seperti ini, masing-masing merasa tidak dibutuhkan.
Padahal kondisi konflik harusnya membuat kita yang sering abai dengan pasangan, akibat rutinitas dan kesibukan yang tinggi, menjadi perhatian satu sama lain. Ada yang salah ini, yuk selesaikan!
Maka komunikasi, apapun itu bentuknya, menjadi cara kita mendekatkan harapan satu sama lain. Tidak mungkin 100% harus mengikuti pendapat si A atau si B. Tapi belajar untuk kompromi, hingga satu sama lain saling rida.
Father Touch
Menonton marathon episode 1-14, sukses membuat bunda berderai air mata. Tetiba merasa rindu serindunya sama bapak, Allahu yarham.
Dae Young muda yang diperankan sangat baik oleh aktor Lee Doo Hyun, berhasil mengaduk-aduk emosi penonton dengan father touch-nya. Bagaimana ekspresinya yang terluka ketika Hong Si Woo, anak lelakinya, tidak punya teman dan dirundung teman-teman lainnya.
Seketika dirangkul anaknya untuk menjadi temannya dan diajarkannya cara melawan tanpa melalui kekerasan. Dia menantang Ja Sung, anak yang melakukan perundungan untuk bermain basket. Si Woo menutup permainan dengan kemenangan sehingga rasa percaya dirinya pun naik.
Momen lain muncul saat Hong Si A, anak perempuannya yang sakit di jam olahraga. Tanpa pikir panjang Dae Young berlari menggendongnya ke rumah sakit dan menemaninya. Sesungguhnya secara fisik, dia sudah berusaha dengan senantiasa dekat dan bersama-sama anaknya. Hanya karena tubuhnya berganti, mereka tidak tahu. Gemesh deh….
Dengan cara yang smooth, drama ini banyak mengajarkan betapa penting peran ayah dalam membentuk anak. Cinta tersirat yang diwujudkan dalam tanggung jawab materi saja, tidak cukup untuk anak. Butuh hadir secara fisik dan menanggalkan semua bentuk kejaiman lelaki.
Sesungguhnya saat seorang ayah menyentuh dan memeluk anaknya, sejatinya ia sedang mentransfer kemampuan mandiri pada anaknya. Anak yang terbiasa mendapat pujian dan pelukan, akan terpenuhi rasa percaya dirinya. Dia tahu, apapun yang dia lakukan, ada benteng tangguh yang akan senantiasa mendukung.
Anak-anak yang dekat dengan ayah cenderung menjadi anak berprestasi, memiliki kualitas mental yang baik dan karakter yang kuat.
Bunda mengalami sendiri saat masih mengajar anak-anak remaja. Beberapa kali menemukan anak yang berkasus, adalah mereka yang kehilangan figur ayah. Ada yang memang hidup terpisah dari sang ayah karena perceraian kedua orangtua. Tapi banyak juga yang ayahnya masih ada, hanya tidak hadir sebagai sosok ayah yang diidamkan.
Mereka yang terpaksa yatim sebelum menjadi anak yatim ini yang biasanya lebih sulit. Hilang kepercayaan karena kesalahan besar si ayah, tidak ada lagi kebanggan yang tersisa. Atau bisa jadi memilik ayah yang sangat baik namun bermental lemah.
PR besar buat bangsa, agar jangan sampai disebut sebagai a fatherless country!
Epilog
Pesan terakhir drama 18 Again sangat pas merangkum semua. Seberat apapun keadaan, jangan pernah menyesali hal-hal yang membuatmu tersenyum
Ya, meski Dae Yung dan Da Jung kehilangan banyak kesempatan di masa muda juga hidup menderita untuk membesarkan anak, nyatanya di akhir mereka tak pernah menyesal menjadi orang tua. Bagi mereka kedua buah hatinya adalah anugerah terindah yang pernah terjadi.
Daripada menyesali yang telah terjadi, fokus saja pada hal-hal yang mampu membuat kita tersenyum bahagia. Sederhana tapi efeknya sangat besar.
Drama 18 Again menurut bunda menjadi tontonan yang layak dilihat bagi para orangtua. Bisa jadi ada hal yang akan mengingatkan pada kesalahan kita sendiri. Tapi ingat, jangan lupa sediain banyak tisu ya. Happy watching…
Masukin ke list nonton drakor, ah. Sempet liat cuplikannya seliweran di FB. Tapi belum ditonton juga. Seru juga kayaknya. Terima kasih bunda untuk reviewnya.
BalasHapusSama2...
HapusJangan lupa tisu, saya mah mewek terus ini
Jadi ikut tergiur nonton drama ini.. Suka sama pengambilan sudut pandang bu Lillah untuk drama ini. Penjelasannya mendetail sekaliiiii
BalasHapusAlhamdulillah....
HapusTapi memang itu yang saya tangkap.
Bahwa kadang sulit buat kita menangkap sayangnya seorang ayah.
Makasih ya mbak
Iniii aku sudah nonton separuh. Makin ke belakang makin seru dan touchful memang.
BalasHapusIya...penasaran besok nih dah mau final episode.
HapusJadi penasaran pengen nonton juga... Biasanya drama tema keluarga, walaupun reviewnya bagus tapi selalu ku skip krn bikin ketiduran... Hehehehe...
BalasHapusBu Lillah jadi bikin penasaran niih... Hehehehe
Ini mah beda, insyaallah gak ketiduran deh
HapusYa ampun baca yg disini aja uda nyesek rasanya,
BalasHapusSiap masukin wishlist :)
Gak sengaja nonton karena sering seliweran di medsos, pas sakit pula.
HapusNangisnya sampe ke dalam jantung...heheheh
Eaa..akhirnya nge drakor juga :D
BalasHapusPas sakit kemarin nih, keracunan juga
HapusAda beberapa cuplikan yang sempat lewat di explore ig tentang drama ini, dan diriku terharuu :(
BalasHapusUlasan yang pas di hari ayah, tentang makna pentingnya kehadiran seorang ayah. Terimakasih bunda lillah, keren ulasannya :)
masukin kerangjang list tontonan drama dulu nih. Masih on going, nunggu full dulu wkwk
Alhamdulillah dah end mbak kalau di telegram.
HapusCoba tonton, ide ceritanya luar biasa
Ceritanya tuh ada lucu2nya. Tapi tiap episode ada saja yang bikin terharu. Temanya dekat banget sama keseharian.. favorit banget deh..
BalasHapusIya, sedihnya beda sama yang sekedar cinta-cintaan.
BalasHapusSampe nyesek banget, inget alm Bapak