"One picture is worth a thousand words"
Quotes yang sering kita dengar ini menunjukkan bahwa sebuah gambar bisa dimaknai dengan banyak gagasan/ide. Setiap orang yang memandang, bisa punya persepsi masing-masing dari apa yang mereka lihat. Maka melakukan optimasi pada gambar menjadi salah satu standar naiknya traffic blog.
Gambar memiliki banyak fungsi dalam kehidupan manusia. Bisa menjadi media hiburan, penyampai informasi maupun perekam jejak kenangan.
Otak manusia cenderung lebih menyukai gambar dan
warna daripada tulisan. Itulah sebab aneka rambu di jalanan lebih banyak
berbentuk gambar, karena mudah direspon.
Di dunia tulis menulis, khususnya blog, sebuah artikel akan lebih terlihat menarik jika diselingi dengan gambar/infografis. Saat membaca artikel yang tersaji dalam ribuan kata, pengunjung blog pasti akan cepat merasa bosan. Sebagai penulis, sangat penting mensiasati dengan pilihan infografis, baik gambar maupun video.
Manfaat Infografis
Selain mempermanis tulisan dan memikat pengunjung
hingga mau mampir di blog kita, ada beberapa fungsi lain yang dimiliki
infografis.
1. Meringkas informasi hingga mudah dipahami
Orang banyak mengenal istilah mind mapping,
yang sejatinya juga adalah ringkasan informasi yang dibuat secara grafis.
Dalam belajar, fungsi ini sangat membantu
kita untuk tidak membaca konten yang tidak perlu.
2. Memudahkan dalam menyajikan data
Dengan menggunakan berbagai fitur grafis
yang ada, bermacam informasi lebih mudah disajikan.
3. Cenderung lebih gampang diingat
Mendengar sebuah kata yang ikonik, kadang
otak kita langsung mengingat bentuk logo produk tersebut. Atau sebaliknya
dengan melihat logo produk tertentu, kita langsung tahu seperti apa produknya.
4. Berpotensi menjadi viral
Ingat gambar Lutfi, pemuda yang membawa
bendera dalam sebuah unjuk rasa? Siapa pun yang kemudian menulis artikel dan
menyertakan foto itu, biasanya lebih mudah menyebar hingga menjadi viral.
5. Lebih valid dan mudah dipercaya
Pasti pernah dengar orang bilang,”No foto,
hoax.” Ya, foto menjadi bukti valid seseorang pernah melakukan sesuatu atau
tidak.
Optimasi Gambar
Hebatnya kelas Marathon Coaching dari Growthing.id
yang saya ceritain kemarin, di hari kedua menghadirkan seorang blogger bernama
Gilang Maulani. Mojang Bandung ini mengajarkan kami tentang pentingnya
infografis dan tips mengabadikan objek dengan kamera smartphone saja.
Kalau boleh cerita sedikit, dua bulan belakangan
saya memang sedang keranjingan fotografi. Kapan-kapan saya ceritakan proses
perkenalan saya dengan dunia ini berikut up and down-nya. Jadi ketika di kelas
Marathon Coaching ada materi yang sedang saya gandrungi, ya seneng banget
rasanya. Berharap ke depannya bisa menjadi blogger profesional, aammiiin.
Secara gamblang, mbak Gemaulani menyampaikan
pengalamannya tentang manfaat adanya foto dalam tulisan. Selain untuk menarik
perhatian pengunjung, juga bisa menjadi pembatas antar paragaf agar tidak lelah
saat membaca.
Fungsi lainnya yang diungkap adalah melengkapi
gambaran visual dari artikel yang sedang dibahas. Dan ternyata, adanya foto
memungkinkan artikel dishare oleh pengunjung ke media sosial lebih besar.
Untuk sumber foto, ada beberapa situs penyedia
gambar gratis seperti Pixabay, Pexels, Unsplash, Flickr, Freeimages dst. Tapi
jangan hanya mengandalkan itu, alangkah baiknya jika kita pun bisa memiliki
foto original milik sendiri.
Alasan mengapa sebaiknya mulai memakai foto
sendiri, tentu tidak akan terkena copyright. Jika hasil foto-foto kita bagus
pun, akan lebih dipercaya saat diminta mengulas benda atau tempat. Hal keren
lainnya, pasti gambar tidak pasaran. Foto juga bisa digunakan untuk personal
branding juga besar kemungkinan mendapat backlink gratis.
Apa yang perlu dipersiapkan?
1. Ponsel Berkamera
Hal pertama yang harus dipersiapkan adalah ponsel
dengan kamera yang memiliki resolusi
minimal 12 megapixel. Resolusi segini sudah cukup untuk menghasilkan foto yang
mumpuni. Kalau ada yang lebih tinggi, tentu akan mendapatkan hasil lebih baik,
karena fitur yang dimiliki pun biasanya lebih banyak.
Gimana kalau punyanya resolusi yang lebih rendah?
Gak apa-apa, hasil yang didapat pun bisa sama baiknya. Apalagi kalau ponselnya
kelas atas. Jangan lupa untuk menyetel kualitas gambarnya di ‘high quality’.
The picture is good or not from the moment it was caught in the camera (Henri Cartier Bresson)
Yah, momen adalah hal yang paling dinanti
fotografer. Banyak momen bagus hadir tanpa direncanakan. Jadi apapun kameramu,
jangan ragu untuk terus berkarya.
2. Pencahayaan
Cahaya adalah bagian penting dalam
fotografi. Sebagaimana penglihatan kita yang membutuhkan cahaya untuk dapat
melihat, maka mengabadikan objek pun sangat tergantung pada cahaya.
Ada dua jenis cahaya yang bisa digunakan
untuk memoto, yaitu cahaya sinar matahari baik langsung atau pun tidak
langsung, dan juga cahaya buatan.
Cahaya matahari atau biasa juga disebut dengan cahaya ilahi, terbaik ada di jam 8-11 dan jam 14-16. Kita bisa meletakkan objek foto di dekat jendela atau di pintu yang sedikit terbuka.
Untuk cahaya buatan, kita biasa melihat softbox di studio-studio. Softbox mini bisa kita dapatkan di marketplace. Tapi ada cara mudah yang ditawarkan mbak Gilang, yakni menggunakan lampu belajar yang kita ganti bohlamnya dengan cahaya LED yang kuat.
Perhatikan Arah Cahaya
a. Arah depan (front light)
b. Arah belakang (back light)
c. Arah samping
3. Tema dan komposisi
Fotografi adalah seni, dalam seni yang
paling mahal adalah ide. Saya sendiri merasakan ketika mengikuti kelas moto,
betapa pusingnya mencari ide dari setiap tema. Perlu berpikir keras bagaimana
bisa menjadi objek gambar yang bagus yang layak dilihat orang.
Maka menentukan tema menjadi sebuah keharusan, apakah akan mengusung tema portrait, landscape, street, food dan lain-lain
Komposisi objek dalam layar juga akan mempengaruhi hasil. Untuk pemula, ada tiga komposisi yang biasa digunakan. Pertama adalah gaya simplikasi dimana objek hanya sendiri tanpa ada property tambahan dalam foto. Kedua adalah gaya Rule of Third, dimana objek kita letakkan di posisi ⅓ garis bantu (grid) layar kamera atau di persilangan garis horizontal dan vertikal. Terakhir adalah gaya Dead Center, yakni posisi objek kita letakkan di tengah layar kamera.
4. Gunakan latar belakang (background)
Latar belakang juga menjadi salah satu hal
yang cukup menyulitkan saat foto. Penentuan latar belakang akan sangat menentukan
hasil akhir dari sebuah foto.
Seorang fotografer cenderung lebih kesulitan jika mengambil foto outdoor, karena tidak memiliki kontrol penuh terhadap latar belakang yang ada.
Tapi jangan pernah menyerah, gunakan saja
kertas hvs jika objeknya kecil. Kalau ukuran objek besar, bisa menggunakan
karton. Juga bisa memanfaatkan pernak-pernik kayu bahkan kerudung. Intinya,
manfaatkan sekitar.
5. Nuansa dan properti secukupnya
Untuk mengabadikan objek, utamanya benda mati, usahakan tidak terlalu menggunakan banyak warna, apalagi kalau objeknya adalah makanan.
Utamakan mengambil warna yang senada dengan objek, jangan mengambil warna yang lebih terang agar bisa lebih fokus pada objek.
Begitupula dengan keberadaan properti,
upayakan minilmalis dan menonjolkan point of interest dari objek.
6. Angle
Ada banyak angle yang bisa digunakan untuk
mengabadikan objek, perbedaan dalam masalah angle akan mendapat hasil foto yang
signifikan.
a. Eye view – normal
Pengambilan gambar sejajar dengan objeknya. Triknya, posisikan kamera
ponsel sejajar dengan objek. Biasa digunakan dalam pengambilan foto makanan
karena hasilnya terlihat menggiurkan.
b. Frog eye – Low angle
Posisi kamera lebih rendah dari objek sehingga menampilkan hasil objek
yang terkesan megah dan mewah. Triknya adalah meletakkan hape sejajar dengan
objek dalam kondisi dibalik dan diturunkan sekitar 45° ke arah kita.
c. High angle
Kebalikan dari low angle, teknik ini memposisikan kamera lebih tinggi dari objek. Biasanya digunakan untuk mengambil area objek yang lebih luas dan detil.
d. Bird eye
Posisi ini menempatkan kamera jauh di atas objek yang akan difoto. Minimal diambil dari lantai dua atau bisa juga menggunakan drone.
Biasa digunakan untuk memotret pemandangan dengan area yang cakupannya luas tapi memang tidak mendetil.
DO’S
- · Pastikan kebersihan lensa kamera, lap jika terlihat buram.
- · Gunakan tripod jika ada.
Kebanyakan pemula fotografi yang menggunakan ponsel, selalu shaky saat memegang hape. Pemakaian tripod akan sangat membantu agar kamera stabil.
- · Ambil foto lebih dari sekali meski hanya satu yang dipakai.
Kita tidak tahu foto mana yang objeknya
terlihat bagus. Apalagi jika memotret dengan tema makro, perlu hasil yang
benar-benar fokus tanpa blur pada POI.
- · Gunakan garis bantu (grid) yang bisa dinyalakan di hape.
Masuk setting, pilih tombol on pada pilihan
grid. Ini sangat membantu saat kita akan menentukan komposisi di layar.
- · Gunakan mode pro/manual.
Dalam mode pro ada lebih banyak fitur yang
bisa kita pilih agar mendapatkan hasil foto lebih baik. Sebagai contoh, fitur
ISO yang membantu dalam mengukur besaran sensitifitas cahaya.
- · Pakai reflektor.
Cuaca adalah satu hal yang menyulitkan
dalam fotografi. Saat mendung, gunakan reflektor untuk memantulkan cahaya ke
objek foto, sehingga terlihat lebih terang.
Reflektor bisa dibuat sendiri menggunakan
triplek yang dilapisi alumunium foil. Bisa lebih murah lagi dengan menggunakan
kertas emas atau perak.
- · Pakai diffuser
Ini dilakukan agar cahaya bisa menyebar
dengan baik dari flash.
- · Lakukan editing secukupnya.
Banyak aplikasi yang bisa kita gunakan di
ponsel kita. Sebagai contoh Snapseed, PicsArt, Lightroom, Photoshop Express
dll.
- · Cari ide foto dari Instagram, Pinterest, Pixabay dll.
DONT’S
- · Hindari cropping terlalu banyak saat mengedit foto.
- · Hindari penggunaan flash, atau setting fungsi flash di auto saja.
- · Jangan dizoom kecuali kita memotret dengan konsep makro.
- · Hindari mode bokeh/potret di ponsel smartphone yang kurang mumpuni. Jika dilakukan biasanya akan muncul bulir-bulir putih yang cukup mengganggu.
- · Jangan sekali-sekali menggunakan kamera depan yang kualitasnya kurang baik.
- · Jangan pernah mengubah tone warna produk, apalagi jika itu berbayar (endorse).
Masyaallah, lengkap sekali ya materi foto dari mbak
Gilang. Sudah lebih dari cukup untuk para pemula jika ingin mempraktikkan
foto hanya pakai hape.
Oh ya, pemilik blog gemaulani ini juga berpesan,
sering-sering berlatih memotret dengan ponsel smartphone. Latihan yang terus
menerus akan mengasah kemampuan juga feeling kita. Soal hasil, ya kembali ke
selera masing-masing.
Seperti saya yang masih sering gak pede dengan
hasil foto sendiri, meski sudah sering berlatih. Tapi setiap kali dipost,
Alhamdulillah…ada aja yang komennya bikin terbang. pada akhirnya saya menyadari, foto bisa sangat membantu dalam mempercantik blog impian saya.
Jadi tunggu apalagi? Optimalkan pemakaian gambar
agar traffic blog kita meningkat. Kuy!
Narasi tulisan yang berkualitas, isi yang bermanfaat. Thanks bunda lillah..
BalasHapusYou're welcome
HapusSayang gak ada namanya nih
sukses selalu ya
Komplit banget bu lil, asik nih
BalasHapusAlhamdulillah
HapusMungkin karena hal yang sudah saya pahami karena pernah ikut kelas foto sebelumnya.
Meskipun tetap aja butuh seharian menuliskannya :)
Paket lengkap ini mah artikelnya, bisa nii jd referensi utk resume nya aku ntar, wkwkwkwk
BalasHapusMonggo dengan senang hati, kita saling belajar dan support. Semangat mbak Pida
HapusGmbar nya kren2 Bun.
BalasHapusPket lngkap juga nih uwwu
Alhamdulillah
BalasHapusInsyaallah mbak Yulia juga bisa moto keren. Saya ngambil kelas mbak