MENGEJAR NOBAR
Sejak bulan November 2016, saat trailer film anak dengan judul IQRO seliweran di medsos, saya dah ngomporin temen temen di komunitas HSMN buat nobar. Sampe mengiyakan saat diminta jadi PJnya...bismillah toh sebelumnya sudah pernah nobar film juga meski dengan komunitas yang lain.
Tekad mau nobar ini atas pengalaman tak menyenangkan sebelumnya di dua film religi dan anak yang cepet banget gulung layar di kota atlas ini. Pertama film "Syurga Menanti" yang baru 5 hari tayang sudah dihentikan, juga film "Wonderful Life" yang mengalami nasib yang sama. Walhasil...kecewa lah kami, meski gak kecele banget krn dah cek dulu jadwal 21 sebelum berangkat dari rumah.
Nah...film Iqro ini rencana tayang serentak di seluruh Indonesia mulai tanggal 26 Januari 2017. Dah pede aje tuh film bakal lewat Semarang...ibukota propinsi loh :)
Tapi sehari sebelum resmi beredar, baca link di medsos dan asli kaget karena beneran gak ada nama Semarang di daftar kota yang tayangkan film Iqro ๐ฒ
Masih gak percaya, telpon lah ke citra 21 dan bener, memang gak resmi tayang di Semarang.
Baiklah...coba cari info nobar di http://www.film-iqro.com/ dan alhamdulillah bisa, bismillah booking dulu studio kecil dengan kapasitas 78 seat sesuai info dari citra 21.
Berhubung di waktu yang sama HSMN pun punya agenda penting, list kajian, danus dan nobar sampe kejar - kejaran,,.seruuu
Belum lagi tiba2 PH telpon kalau di citra 21 gak ada seat 78, adanya 179. Panik dong...kemana cari massa sebanyak itu??
Hasil koordinasi ma adminers, pindah deh ke Paragon yang seatnya lebih sedikit hanya 130. Semua member HSMN pun bergerak cari massa...waahh...malah jebol lebih dari 170an ๐
Karena gak enak nolak yang daftar mau nobar dari mana2, akhirnya pindah lagi ke Citra 21. Dapat kabar ralat juga dari PH bahwa benar memang ada teater dengan 78 seat disana. Fiuuuh.... dah kadung banyak yang masuk list. Bersyukur pada akhirnya HSMN malah bisa buka dua teater, besar dan kecil....alhamdulillah
Belum lagi temen2 yang melihat iklan nobar HSMN dan gak kebagian seat di HSMN, akhirnya saya arahkan nobar sendiri dengan lembaga mereka dan saya beri no admin PH Iqro (Mbak Husnul, teh Novi....maaf ya :)
Ketegangan belakang layar belum reda...selesai pendaftaran, ada lagisesi pembayaran. Belum pernah ngalamin wa, chatnya sampai ribuan hanya dalam sehari...
Mau gak mau mantengin laptop sambil hape terus bergetar, atur macem2 sama para adminah. Belum lagi banyak yang sudah daftar kemudian batal, bersyukur masih punya banyak waiting list yang kepengen banget nonton.Terimakasih banyak buat kesabaran mbak Fajar, mbak Indah dan mbak Tya di momen ini....๐
Finally nobar HSMN resmi hari Kamis di penghujung bulan Januari 2017
Selama rentang itu sempat berpikir...kenapa bisa di kota kecil seperti Tasikmalaya, Purwokerto, film ini bisa tayang secara resmi dari 21 nya? Solo juga tayang....
Kenapa tidak Semarang?
Ngobrol sana ngobrol sini, bisa jadi ini test the water ala 21...tdk tayang resmi, tapi malah membludak yang nobar. Komunitas atau lembaga yang booking harus mengisi studio full 100% jika tidak mau rugi. Padahal jika tayang resmi, tidak mudah buat Citra 21 meraih penonton sebanyak itu. Sisi baiknya, mulai awal Februari film Iqro akhirnya tayang resmi juga di Semarang meski hanya 1 show tiap harinya. Bandingkan dengan film yang sedang tayang saat ini "Syurga yang tak dirindukan 2" yang menempati 8 slot showtime setiap harinya!
Film ini sendiri menceritakan tentang seorang anak bernama Aqila (Aisha Nurra Datau) yang sangat gandrung pada sains namun kurang punya minat belajar Al Qur’an. Aqila memiliki seorang kakek (Cok Simbara) yang berprofesi sebagai astronom dan tinggal di Observatorium Bosscha. Aqila bermaksud membuat tugas sekolahnya yang berhubungan dengan astronomi, Kakeknya memberi izin pada Aqila untuk menggunakan teropong bintang di Boscha untuk menyelesaikan tugasnya, namun dengan satu syarat: Aqila harus bisa membaca Al Qur’an. Aqila menyanggupinya.
Saat di rumah kakeknya Aqila bertemu Ros (Adhitya Putri), anak dari seorang pembantu di sana. Ros mengajaknya bermain di sebuah masjid. Di masjid inilah Aqila belajar membaca Al Qur’an dengan metode Iqro, yang fun, berirama dan dibawakan secara ringan. Pengalaman Aqila belajar Al Qur’an dan teladan dari kakeknya inilah yang menggugah mata hatinya, tentang kebesaran Allah SWT yang menciptakan alam semesta.
Film yang didukung pemain senior peraih piala citra Cok Simbara dan pemain karakter bunda Neno Warisman cukup kuat dari sisi cerita dan targert idealisme. Konflik berkelindan antara Aqila yang ingin menyelesaikan kemampuan tilawah dan menyelesaikan proyek sainsnya, dibumbui permasalahan observatorium Boscha yang terpapar banyak cahaya dan terancam ditutup. Namun entah mengapa saya merasa kurang terbangun klimaksnya, kurang menguras emosi yang mengundang baik tawa maupun tangis penonton.
'Alaa kulli haal....proyek pertama layar lebar masjid Salman ITB patut diacungi jempol, banyak pengetahuan tentang astronomi yang bisa menjadi pembelajaran bagi anak2, namun juga nilai spiritual yang bisa menguatkan keimanan.Ditambah lagi soundtrack tilawah yang dibawakan kak Muzammil Hasballah benar benar menggetarkan hati...barakallah
Posting Komentar
Posting Komentar