HeaderBundaLillah

Mari Rayakan Cinta...

2 komentar

Kembali hari ini menemani binaan kami yang berjuang menggenapkan diennya. Entah sudah yang ke berapa puluh kami membantu proses ini....hhmmm sepertinya layak diarsipkan :)

Pertama kali melakukannya di awal pernikahan kami, sahabat kami sendiri. Aneka polah kesulitan dan kelucuan mengiringi proses itu, sampai ke pasar tanah abangbbelanja seserahan pun dilakoni demi suksesnya pernikahan sahabat.
Lucunya, habis belanja, langsung pulang ke rumah mertua masih dengan menenteng belanjaan. Ibu mertua malah sedih karena katanya tidak sempat membelikan ini itu saat pernikahan saya...hehehe. Saya besarkan hatinya dengan mengatakan bahwa seserahan bukan bagian dari syarat pernikahan. Malah saya jauh lebih bahagia dengan kejutan di rumah kontrakan mungil kami, kompor...gelas tinggi, piring cantik, sendok dan garpu, berjejer rapi di dapur, which are yang tak terpikirkan oleh kami sebelumnya...makasih yah bu :)

Sukses membantu sahabat, lanjut dengan membantu teman kuliah suami...alhamdulillah kembali lancar bahkan di saat lamaran langsung dinikahkan. Meski kini sang istri sudah berpulang... :(

Tapi Allah menguji di proses ketiga supaya kami tidak sombong, teman liqo suami rupanya belum berjodoh dengan sahabat saya, meski orangtua sahabat saya sudah jatuh hati dengan calon menantunya.  Subhanallah...sahabat saya yang menyatakan mundur karena merasa belum siap. Dan rupanya patah hati lelaki juga tidak sama mudahnya...bahkan hingga jatuh sakit.
Proses ini juga membuat saya 'patah hati', karena harapan membubung akan pernikahan sahabat kandas seketika. Lumayan buat saya dan suami refleksi kembali tentang kekuatan Allah dalam setiap peristiwa kehidupan.
Bersyukur teman suami mendapatkan insyallah yang lebih baik, satu daerah pula...dan kini mereka berdua sudah jadi orang hebat di daerah asalnya, sama sama membangun disana.

~@@@~

Pindah ke kota Bogor saya dan suami sama sama memegang binaan yang berusia muda...posisi seperti ini, di satu sisi menyenangkan bisa terus bergaul dengan anak anak muda yang enerjik, tapi di sisi lain ada 'beban' membantu mereka mendapatkan jodohnya 😉
Dua proses yang sangat berkesan dan meninggalkan bekas luar biasa bagi saya pribadi terjadi di  kota hujan ini. Satu tentang binaan sholihah yang tidak mempersyaratkan apapun untuk calon suaminya, ternyata berjodoh dengan teman kerja suami. Berangkat dengan niat taaruf ke keluarga akhwat, kami tempuh perjalanan jauh keluar kota. Berbekal dua parcel buah, ternyata sambutan pihak keluarga sedemikian besar. Lagi lagi yang terjadi malah langsung ke proses khitbah dan penentuan tanggal pernikahan. Masyaallah....demikian jika Allah sudah berkehendak menanamkan rasa percaya antar dua keluarga.

Proses berikut yang berkesan, datang dari binaan suami. Karena ikhwan ini berasal dari Jawa, maka meminta calon akhwat orang Jawa pula sesuai permintaan keluarga besarnya. Tentu tidak mudah mencari yang murni jawa karena kami tinggal di tatar Sunda. Maka mulai saya menyisir dari binaan saya dulu...alhamdulillah tiga binaan saya berdarah jawa meski hanya sebelah pihak.
Tapi dalam perjalanan, satu persatu saya sodorkan...satu persatu pula binaan saya menolak sang ikhwan dengan berbagai alasan 😩
Sampai di satu titik, saat rasa kasihan timbul karena berulang kali tertolak meski sebenarnya dia binaan suami yang paling taat dan disiplin, dari sisi materi pun sudah memiliki rumah dan kendaraan, saya coba bicara...

"Akh...saya cuma mau nanya. Apa antum yakin jodoh antum orang Jawa??"
Saya lihat dia agak gelagapan
"Kalau ternyata jodoh antum orang Sunda, mau ngejar akhwat Jawa sampai kutub juga gak bakal dapat...." (galak amat yak bini murobby....he3x)

Akhirnya kemudian ikhwan ini melunak dan memasrahkan harap tanpa kriteria. Masyaallah...ternyata Allah sudah siapkan akhwat yang lebih baik...sholihah dengan keluarga besar yang juga sangat terbuka dan hangat.

Dan proses proses berikutnya pun kemudian terus bergulir...beberapa kandas sebelum masuk ranah taaruf, beberapa berhenti hanya di pertemuan pertama, beberapa juga sukses berakhir di pelaminan. Semua punya cerita, semua memberi warna pada kehidupan kami.
Belajar ketegaran dari binaan yang beberapa kali prosesnya kandas saat sang ikhwan melihat langsung sosoknya, sedih bukan hanya padanya...tapi juga saya terluka, meski tak mampu menyalahkan ikhwan yang barangkali juga sudah memiliki harapan lain akan sosok seorang istri.

Belajar kedewasaan dari dua binaan saya yang berkenan menerima lamaran duda, menjadi istri sekaligus ibu sambung di usia yang muda, pasti tak mudah bagi mereka. In which saya punya pengalaman sebagai anak dari ibu sambung yang dulu menikahi bapak saya di usianya yang muda, cukup banyak masukan yang saya berikan kepada binaan2 saya tersebut.

Belajar ketabahan dari binaan saya yang terpaksa menikah dengan lelaki pilihan keluarga, lelaki yang jauh dari imam bayangannya selama ini. Pergolakan batin yang dirasa, harus mempertahankan aktivitas dakwah tanpa sokongan suami. Tapi kemudian perlahan penantian akan imam yang sholih, mulai menampakan semburat cahaya...

Barakallah fiikunna jami'an

~@@@~

Saya bersyukur, baik saya dan suami, proses kami hingga berakhir di pelaminan adalah proses kedua. Proses pertama kami masing-masing belum sampai ranah tatap muka.
Kalau suami baru di proses tukar biodata yang kemudian dikandaskan ayahnya...hehehe
Jika saya sudah oke biodata, saat akan lanjut ke tahap taaruf dan si ikhwan sudah siap datang ke rumah, tiba2 dia telpon...tanya apakah saya sudah siap dengan kedatangannya. Hhmmm...saya jawab dengan santai, datang aja dulu
Tiba2 pagi keesokan harinya datang telpon dari murobbiyah saya, cancel....katanya akhwatnya galak...wekawekaweka

Hanya berselang beberapa bulan, datanglah biodata yang kemudian menjadi suami saya sekarang....proses yang terbilang cepat karena mengejar bulan Syawal. Dari khitbah ke nikah hanya dua pekan, tapi Allah permudah semua....(kapan2 cerita lagi ahhh yang detil, minimal buat kenang2an anak2 kami).

Nah....bersyukur sebelum closing nih artikel...beberapa waktu lalu pas ngobrol di grup wa muwajjih, tiba2 ada yang nyodorin hadits ini....

Hadits riwayat ibnu majah 1965 :

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي الْخَيْرِ عَنْ أَبِي رُهْمٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَفْضَلِ الشَّفَاعَةِ أَنْ يُشَفَّعَ بَيْنَ الِاثْنَيْنِ فِي النِّكَاحِ

Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar , telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah bin Yahya , telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah bin Yazid dari Yazid bin Abu Habib dari Abul Khair dari Abu Ruhm ia berkata,“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Sebaik-baik pertolongan adalah menjodohkan dua orang (seorang laki-laki dan perempuan) dalam pernikahan.” (HR Ibnu Majah).


Seneng khaaaaan????

😊😊😊




Merayakan 18 tahun cinta 140299-140217









Related Posts

2 komentar

  1. Barakallah bunda... Sakinah mawaddah warohmah selalu bersama pak One :)

    Jadi pengen jodohin sepupuku nih :)

    BalasHapus

Posting Komentar